INFOSEMARANG.COM -- Dalam setengah bulan pertama September ini, Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang mencatat terjadinya 59 kejadian kebakaran. 47 di antaranya terkait dengan lahan ilalang yang terbakar.
Kepala Dinas Damkar Kota Semarang, Nurkholis, mengungkapkan peringatan tentang meningkatnya kasus kebakaran.
Tren meningkatnya kebakaran terutama terjadi pada periode Juli, Agustus, dan September, seiring dengan musim kemarau panjang yang dipicu oleh El Nino.
Lahan-lahan kosong yang ditumbuhi ilalang dan rumput liar menjadi lokasi mayoritas terjadinya kebakaran.
Nurkholis menjelaskan bahwa hampir 80 persen kebakaran terjadi di rerumputan dan ilalang yang kering selama periode ini.
"Bisa dikatakan (kebakaran) rerumputan dan ilalang kering hampir 80 persen. Ini mulai Juli, Agustus, dan September ini," katanya.
Wilayah Rawan Kebakaran
Kasus kebakaran tidak hanya terpusat di satu wilayah, melainkan menyebar di beberapa area termasuk Semarang Barat, Tugu, Genuk, dan Tembalang.
Baca Juga: Ucapkan Selamat Ultah ke Putri Candrawathi, Trisha Eugelica Malah Dapat Cibiran dari Warganet
Dalam upaya menghadapi situasi ini, Dinas Damkar terus berupaya untuk mencegah kebakaran. Namun, peran aktif masyarakat juga sangat diperlukan.
Nurkholis mengimbau kepada masyarakat untuk menjalankan kerja bakti membersihkan lahan-lahan kosong yang ditumbuhi ilalang atau rumput kering.
Langkah ini bertujuan untuk mengurangi potensi terjadinya kebakaran. Selain itu, penting juga untuk mematuhi imbauan agar tidak membakar sampah sembarangan.
Peringatan dari Kepala BPBD Kota Semarang
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro P Martanto, juga mengingatkan akan kerawanan kebakaran yang terjadi di lahan-lahan kosong yang ditumbuhi ilalang dan rumput.
Baca Juga: Apa Itu BPKB Elektronik? Bakal Jadi Pengganti BPKB Fisik ketika Beli Kendaraan
Ia menyoroti bahwa kebakaran seringkali disebabkan oleh faktor manusia, seperti pembuangan puntung rokok sembarangan.
Namun, Endro juga menekankan bahwa faktor alam juga berperan, khususnya dalam kondisi kering yang diakibatkan oleh musim kemarau panjang akibat El Nino.
Gesekan antar-ilalang kering sendiri dapat memicu kebakaran.
"Kami kemarin juga melihat laporan karena gesekan ilalang kering sendiri yang menimbulkan api. Kemarin (kebakaran) di Wonosari, saya melihat titik apinya jauh dari tempat yang bisa dijangkau orang," katanya.
Untuk itu, Endro mendorong masyarakat untuk selalu waspada dan proaktif dalam mencegah kebakaran, termasuk membersihkan lahan kosong secara berkala dari ilalang kering dan sampah.
Ketika datang kebahayaan kebakaran, kolaborasi antara otoritas setempat dan partisipasi aktif masyarakat adalah kunci untuk menjaga Semarang dari ancaman kebakaran yang semakin meningkat.