Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Meningkat, PVMBG Tetapkan Status Waspada

Gunung Slamet naik ke status waspada. (Sumber : Instagram/wadas_gantung)

INFOSEMARANG.COM -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Budi Nugroho, mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang di tengah peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Slamet.

Menurutnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengeluarkan surat resmi, Nomor 458.Lap/GL.03/BGV/2023, tertanggal 19 Oktober 2023, yang mengubah status Gunung Slamet dari Level I atau Normal menjadi Level II atau Waspada, sejak pukul 08.00 WIB.

BPBD Kabupaten Banyumas telah menyiapkan rencana kontingensi bencana erupsi Gunung Slamet khusus untuk wilayah Jawa Tengah. Ini adalah langkah yang diambil untuk memastikan keselamatan masyarakat.

Baca Juga: PSIS Semarang Targetkan Tiga Poin di Laga Tandang Melawan Persikabo 1973, Diuntungkan Cederanya Dimas Drajad

Mereka akan terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Slamet dan berkoordinasi dengan lembaga-lembaga terkait, seperti Pos Pengamatan Gunung Api Slamet di Kabupaten Pemalang dan Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Wilayah Serayu Wilayah Slamet Selatan di Purwokerto.

Budi Nugroho menegaskan pentingnya tidak terpengaruh oleh berita hoaks yang berkaitan dengan peningkatan aktivitas Gunung Slamet.

Keputusan ini didasarkan pada surat resmi yang dikeluarkan oleh Kepala PVMBG, Hendara Gunawan, yang secara tegas mengubah status Gunung Slamet menjadi Level II (Waspada) pada 19 Oktober 2023, pukul 08.00 WIB.

Peningkatan aktivitas Gunung Slamet melibatkan evaluasi menyeluruh, yang mencakup gempa bumi di wilayah Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes.

Peningkatan aktivitas ini ditandai dengan peningkatan amplitudo tremor menerus, diikuti dengan terekamnya gempa tremor harmonik dalam durasi yang panjang.

Baca Juga: Marak Kasus Mahasiswa Bunuh Diri, Pemkot Semarang Buka Layanan Konsultasi Kesehatan Mental

Amplitudo tremor menerus yang meningkat menunjukkan peningkatan pemanasan air tanah di dalam Gunung Slamet pada kedalaman dangkal.

Sementara terekamnya gempa tremor harmonik dalam durasi yang panjang mengindikasikan peningkatan embusan dalam tubuh Gunung Slamet.

Pengukuran deformasi juga memperlihatkan peningkatan tekanan di dalam Gunung Slamet.

Data dari Stasiuh Tiltmeter Bambangan (Kabupaten Pemalang) menunjukkan adanya inflasi, yang menandakan peningkatan tekanan menuju puncak Gunung Slamet atau kedalaman yang lebih dangkal dari sebelumnya.

Ini adalah tanda adanya peningkatan tekanan di bawah Gunung Slamet, yang bisa memicu gempa dangkal dan bahkan erupsi freatik.

Baca Juga: Daftar ke KPU, Mahfud MD: Saya Pakai Baju yang Saya Siapkan 5 Tahun Lalu

Gunung Slamet saat ini memiliki potensi ancaman berupa erupsi freatik dan magmatik yang dapat menghasilkan lontaran material pijar dengan jangkauan hingga dua kilometer dari puncak.

Selain itu, hujan abu dapat terjadi di sekitar kawah dan tersebar sesuai arah dan kecepatan angin.

Oleh karena itu, PVMBG memberikan rekomendasi kepada masyarakat dan pengunjung untuk tidak melakukan aktivitas di dalam radius dua kilometer dari puncak Gunung Slamet.

Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama dalam menghadapi peningkatan aktivitas vulkanik ini.

Dengan informasi ini, diharapkan masyarakat dapat tetap waspada dan mematuhi arahan dari pihak berwenang demi keselamatan bersama di wilayah Gunung Slamet.***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI