INFOSEMARANG.COM- Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang bersinergi dengan Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah mengadakan 'Expo Kemandirian Pesantren'.
Acara yang akan berlangsung di Gedung Juber Al Jaelani Planetarium UIN Walisongo pada Kamis (19/10) dihadiri berbagai pihak.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi yang melibatkan 38 pondok pesantren dari sejumlah wilayah, termasuk Kabupaten Demak, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Kendal, Kabupaten Wonosobo, dan Kota Semarang.
Baca Juga: Ciri Ikan Bebas Formalin yang Perlu Diketahui Sebelum Membeli, Perhatikan Tekstur dan Warnanya
Acara ini secara resmi dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama, Dr. Achmad Arief Budiman, M.Ag., bersama H. Muhtasit, S.Ag., yang menjabat sebagai Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kantor Kementerian Agama Wilayah Jawa Tengah.
Expo Kemandirian Pesantren ini merupakan bagian dari perayaan Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2023, yang mengusung semangat Jihad Santri, Jayakan Negeri.
“Pondok Pesantren melalui pendampingan dari Kementerian Agama diharapkan bisa mandiri. Dalam arti pendampingan ini bisa menjadi stimulan yang dikembangkan dan optimisme di Pesantren," katanya seperti dikutip Infosemarang.com dari Antara pada 20 Oktober 2023.
"Pesantren diharapkan bisa menghidupi dirinya. Kegiatan ini dilaksanakan secara serentak dan ini merupakan tahun pertama. Harapannya di tahun depan bisa dilaksanakan lagi dan tidak hanya dari pesantren tapi juga UMKM sekitar kampus,” lanjurnya.
Selain Expo Kemandirian Pesantren, UIN Walisongo juga menggelar Pameran Foto dan Dokumentasi tentang Komite Hijaz, yang mengisahkan perjalanan KH.
Wahab Hasbullah dan Syekh Ghanaim Al-Amir sebagai utusan Nahdlatul Ulama dalam pertemuan dengan Raja Ibnu Saud tahun 1928 M. Selain itu.
Baca Juga: Diduga Curhat saat Aborsi Anak Justin Timberlake, Lagu Everytime Britney Spears Kembali Disorot
Manuskrip dan bedah naskah K.H. Soleh Darat juga dipamerkan di Walisongo Center.
H. Mokh. Syaroni, M.Ag., selaku Ketua Panitia Acara Expo Kemandirian Pesantren, menyampaikan apresiasi atas kehadiran tamu undangan dan para pengasuh pesantren dari 38 pesantren di Jawa Tengah.
Ia berharap selama tiga hari ke depan, para peserta merasa nyaman dan betah di UIN Walisongo dalam memeriahkan kegiatan Expo Kemandirian Pesantren.
H. Muhtasit, S.Ag., selaku Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kantor Kementerian Agama Wilayah Jawa Tengah, menjelaskan bahwa Kemandirian Pesantren adalah salah satu dari tujuh program prioritas yang dicanangkan Kementerian Agama.
Baca Juga: Gempa Garut Kamis Malam Terasa hingga Lembang Bandung, Getaran Sekitar 20 Detik
Sebanyak 5059 pesantren telah menerima bantuan inkubasi untuk mencapai kemandirian, dan dari jumlah tersebut, 339 pondok pesantren berlokasi di Jawa Tengah.
Dalam konteks ini, pendampingan dari Kementerian Agama diharapkan dapat membantu pesantren menjadi mandiri dan lebih produktif dalam hal pendidikan dan ekonomi.
Kegiatan Expo Kemandirian Pesantren, yang diselenggarakan secara serentak dan merupakan tahun pertama, diharapkan dapat menjadi stimulan bagi pesantren untuk terus mengembangkan diri dan berkontribusi dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat.
Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Achmad Arief Budiman, M.Ag., menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperingati Hari Santri dan menyoroti kontribusi pesantren terhadap bangsa.
Ia menekankan bahwa pendidikan di pesantren bukan hanya sebatas pengajaran agama, tetapi juga melibatkan pembentukan karakter dan promosi kemandirian.
Expo Kemandirian Pesantren memamerkan beragam produk dan karya orisinal dari pesantren, seperti usaha hidroponik sayur dan buah dari Pondok Pesantren Al Falah Wonosalam Demak, produk kompos kandang dengan merek "Kondang" dari Pondok Pesantren Darussalam Mijen Demak, hingga kopi merek KEIB dari Pesantren Cahaya Insani yang telah di ekspor ke berbagai negara.
Baca Juga: BREAKING NEWS! Gempa Guncang Kota Bandung Kamis Malam 19 Oktober 2023
Pesantren Raudhah Al Asyariyyah Kalibeber juga menampilkan produk carica, teh tambi, dan makanan khas Wonosobo.
Dengan pameran ini, pesantren menunjukkan bahwa mereka mampu mandiri dan berkontribusi pada pengembangan dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Ini adalah langkah penting untuk memperkuat pesantren sebagai pusat pendidikan yang berperan aktif dalam pembangunan negara.***