INFOSEMARANG.COM- Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau akrab disapa Mbak Ita, angkat suara terkait kasus tragis seorang bocah perempuan berusia 12 tahun di Semarang Timur yang meninggal dengan cedera yang tidak wajar di bagian genitalia dan duburnya.
Ita menekankan perlunya aparat penegak hukum memberikan hukuman yang setimpal kepada pelaku, terutama jika pelaku merupakan orang terdekat atau keluarga korban.
Selain itu, Ita juga meminta Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Semarang untuk menghapus konten pornografi di media online, karena kecanduan film porno dianggap memengaruhi perilaku pelaku dalam melakukan aksi bejat.
Baca Juga: Mau Tidur Tapi Lapar? Ini 4 Makanan yang Boleh Dikonsumsi Menjelang Tidur
"Saya telah berkomunikasi dengan pihak kepolisian, dan mereka menunjukkan bahwa banyak pelaku terpengaruh oleh film porno. Saya berharap Diskominfo dapat membersihkan konten-konten tersebut," ungkap Mbak Ita di Balai Kota Semarang seperti dikutip Infosemarang.com pada 3 November 2023.
Selain itu, Ita juga menuntut agar pelaku yang bertanggung jawab atas kematian bocah perempuan tersebut dihukum setimpal.
Ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap kasus pelecehan dan kekerasan seksual yang menimpa anak-anak.
Baca Juga: Cara Menghadapi Pasangan Keras Kepala dengan Bijak, Jangan Ikutan Emosi
"Saya mengutuk tindakan tersebut. Apakah mereka tidak merasakan belas kasihan terhadap korban? Pelaku harus diadili dengan seberat-beratnya," tegasnya.
Mbak Ita juga mengimbau para ibu untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan, terutama anak-anak.
Ia mengingatkan bahwa dalam banyak kasus, predator seksual seringkali berasal dari lingkungan terdekat.
Baca Juga: Motif Mertua Bunuh Manantu Hamil 7 Bulan di Pasuruan, Lantaran Korban Berteriak Ketika Dicumbu
"Kadang-kadang kita tidak menyadari adanya bahaya di sekitar kita, termasuk dari anggota keluarga atau tetangga. Saya mengimbau agar mereka tidak dibiarkan sendirian," tambahnya.
Di sisi lain, Pemerintah Kota Semarang telah meluncurkan program khusus, yaitu Rumah Duta Revolusi Mental (RDRM), untuk memberikan bantuan dan pendampingan kepada korban.
RDRM bekerja sama dengan rumah sakit, psikolog, dan perguruan tinggi untuk melindungi perempuan dan anak-anak.
Baca Juga: Ditaksir Pria Berpacar? Ini Langkah Bijak yang Harus Kamu Lakukan
"Kami selalu memberikan pendampingan, namun kami menjaga kerahasiaan korban. RDRM telah berperan penting," lanjutnya.
"Penanganan kasus semacam ini membutuhkan kerjasama tidak hanya dari pemerintah, tapi juga dari kepolisian dan pihak terkait lainnya," jelasnya.
Sebelumnya dilaporkan bahwa seorang bocah perempuan berusia 12 tahun di Semarang Timur, Kota Semarang, ditemukan meninggal dalam keadaan tidak wajar, dengan luka pada area dubur dan genitalia.
Baca Juga: Segera Tayang, Sutradara Bongkar Alasan Park Seojun Berperan di Film The Marvels
Polisi telah memeriksa beberapa saksi, termasuk ayah, ibu, dan kakak laki-laki korban, yang tinggal serumah, terkait kasus dugaan pelecehan seksual yang menimpa bocah perempuan tersebut.***