INFOSEMARANG.COM - Jika berbicara bangunan bersejarah yang ikonik di Kota Semarang, banyak orang yang mungkin akan menjawab Lawang Sewu.
Ya, di tahun 2023 ini Lawang Sewu masih jadi salah satu destinasi wisata yang wajib jika berkunjung ke Kota Lumpia.
Bagi yang berencena untuk pergi ke Lawang Sewu, tidak ada salahnya mengenal lebih dekat sejarah dibalik bangunan ini, simak ulasannya berikut ini.
Baca Juga: Kecelakaan Beruntun 2 Truk dan 4 Motor di Sragen: 1 Orang Tewas, 8 Orang Luka
Sejarah Lawang Sewu
Pertama Kali Dibangun
Lawang Sewu adalah salah satu contoh arsitektur kolonial Belanda yang masih berdiri kokoh hingga saat ini.
Bangunan ini dibangun pada awal abad ke-20, tepatnya pada tahun 1904, di bawah pemerintahan Hindia Belanda.
Tujuan awal pembangunan Lawang Sewu adalah untuk menjadi kantor administrasi perusahaan kereta api Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) atau Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda.
Baca Juga: 6 Tips Cegah Anak Stunting sejak Dalam Kandungan
Arti Nama "Lawang Sewu"
Nama "Lawang Sewu" sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti "Seribu Pintu."
Nama ini mungkin terdengar agak eksaggerated mengingat bangunan ini tidak benar-benar memiliki seribu pintu.
Tetapi namanya mencerminkan kompleksitas arsitektur bangunan ini yang penuh dengan pintu dan jendela berbagai bentuk dan ukuran.
Bangunan ini juga memiliki pintu-pintu besar dengan jendela kaca patri yang indah.
Arsitektur Lawang Sewu
Lawang Sewu memiliki arsitektur yang memukau. Bangunan ini didesain oleh arsitek Belanda, C. Citroen, yang menggabungkan berbagai elemen arsitektur Eropa dengan gaya arsitektur Hindia Belanda.
Salah satu fitur paling mencolok dari Lawang Sewu adalah jumlah pintu dan jendela yang begitu banyak sehingga membuatnya terlihat seperti sebuah istana yang megah.
Pintu-pintu dan jendela-jendela ini memiliki kaca patri yang indah dengan berbagai desain yang rumit.
Baca Juga: Waspada 19 Jenis Pelanggaran Kode Etik dan Displin ASN Tak Netral di Pemilu 2024
Selain itu, bangunan ini memiliki dua lantai dengan tangga-tangga yang menghubungkannya.
Hal ini mencerminkan keanggunan dan fungsionalitas bangunan tersebut.
Bagian dalam bangunan ini juga memiliki lantai-lantai marmer yang indah, memberikan kesan mewah dan elegan.
Penggunaan Awal
Sebagai kantor administrasi NIS, Lawang Sewu adalah pusat aktivitas administratif perusahaan kereta api.
Bangunan ini digunakan untuk berbagai fungsi, termasuk kantor, ruang pertemuan, serta gudang untuk menyimpan berbagai perlengkapan kereta api.
Bangunan ini juga memiliki ruangan bawah tanah yang digunakan sebagai penjara dan ruang penyimpanan berbagai barang.
Baca Juga: SAH! PPPK Dapat Pensiunan, Skema Sumber Dana Tanggung Jawab Pegawai atau Pemerintah?
Peran Selama Perang Dunia II
Selama Perang Dunia II, Lawang Sewu memiliki peran bersejarah.
Jepang menduduki Indonesia, dan Lawang Sewu digunakan sebagai markas militer Jepang.
Beberapa ruangan di dalam bangunan ini digunakan sebagai ruang interogasi dan penahanan.
Karena hal ini, Lawang Sewu menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa bersejarah selama masa pendudukan Jepang.
Baca Juga: ASN Tak Netral Bakal Kena Sanksi, Jabatan Terancam Dicopot
Restorasi dan Fungsi Saat Ini
Setelah kemerdekaan Indonesia, Lawang Sewu menjadi milik pemerintah Indonesia dan digunakan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Bangunan ini mengalami proses restorasi yang menghidupkan kembali kejayaannya, menjadikannya salah satu objek wisata terkenal di Semarang.
Saat ini, Lawang Sewu digunakan sebagai museum yang memamerkan sejarah kereta api di Indonesia, termasuk berbagai artefak dan koleksi yang berkaitan dengan perkeretaapian.***