INFOSEMARANG.COM -- Militer Israel tetap mempertahankan tindakan penyerbuan ke Rumah Sakit Al Shifa pada hari Rabu dengan alasan membuat pejuang Hamas menyerah.
Kompleks fasilitas medis ini, yang merupakan rumah sakit terbesar di Gaza, menampung ribuan warga sipil Palestina.
Dr. Munir al-Bursh, direktur jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, melaporkan serangan pasukan Israel di sisi barat kompleks tersebut.
"Ada ledakan besar dan debu memasuki area tempat kami berada. Kami yakin ledakan terjadi di dalam rumah sakit," ujar Bursh kepada Al Jazeera.
Baca Juga: Polda Jateng Ringkus Enam Debt Collector Rampas Kendaraan di Semarang, Empat Pelaku Masih Buron
Ashraf al-Qidra, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, menyampaikan bahwa pasukan Israel telah mencapai ruang bawah tanah rumah sakit dan melakukan penembakan serta pemboman di dalam kompleks tersebut.
Pasukan Israel pertama kali menyerbu bagian bedah dan gawat darurat, demikian disampaikan oleh Mohammed Zaqout, direktur rumah sakit.
Seruan global untuk gencatan senjata kemanusiaan semakin kuat, dan perhatian internasional tertuju pada nasib Al Shifa yang semakin memburuk.
Ribuan pasien, staf medis, dan pengungsi terjebak di fasilitas ini selama lima pekan serangan Israel di Gaza.
Israel mengklaim adanya pusat komando Hamas di bawah Al Shifa, menggunakan rumah sakit dan terowongan di bawahnya untuk menyembunyikan operasi militer dan menyandera. Hamas membantah klaim tersebut.
Dalam pernyataan, angkatan bersenjata Israel menyatakan bahwa operasi mereka di Rumah Sakit Shifa sesuai dengan informasi intelijen dan kebutuhan operasional.
Mereka menambahkan bahwa tim medis dan penutur bahasa Arab dilibatkan untuk meminimalkan dampak pada warga sipil.
Baca Juga: Sebut Kaesang Pangarep Playing Victim Usai Viral Video Dicuekin Megawati, Guntur Romli: Arahan
Letnan Kolonel Peter Lerner, juru bicara militer Israel, menyebut rumah sakit dan kompleksnya sebagai pusat operasi Hamas.
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh AS, yang menyatakan dukungannya terhadap kesimpulan Israel.
Hamas menanggapi bahwa pengumuman AS memberikan "lampu hijau" bagi Israel untuk menyerang rumah sakit.
Kelompok ini menyalahkan Israel dan Presiden AS Joe Biden atas operasi tersebut, sementara AS sebelumnya menekankan perlindungan terhadap rumah sakit dan pasien.***