INFOSEMARANG.COM -- Konser Coldplay di Jakarta meninggalkan banyak kesan dan euforia yang tak terlupakan bagi para penggemar yang dapat menikmati gelaran konser tersebut secara langsung tadi malam (15/11/2023).
Selain itu, stand merchandise pun tampak dipadati para penonton yang ingin memiliki kenang-kenangan dari konser tersebut.
Hal menarik lainnya yang juga menjadi kesan tersendiri dari konser tersebut yakni dengan adanya wristband yang dipakai oleh semua penonton dan akan menyala mengikuti irama musik yang dimainkan.
Baca Juga: Kunjungi Pacar di Lapas, Seorang Perempuan di Semarang Sembunyikan 199 Pil Koplo di Celana Dalam
Jika umumnya wristband yang digunakan penonton dapat dibawa pulang sebagai kenang-kenangan, berbeda dengan konser Coldplay yang mewajibkan setiap penonton untuk mengembalikan wristband tersebut kepada panitia penyelenggara.
Pengembalian wristband yang juga disebut dengan xylobands tersebut dilakukan setelah konser Coldplay berakhir.
Adanya pengembalian wristband ini merupakan permintaan khusus dari Coldplay dalam konser dunianya kali ini.
Diketahui, setiap negara yang sudah dikunjungi oleh Coldplay dalam tur dunia bertajuk "Music of the Spheres" lainnya juga diberlakukan peraturan yang sama yakni untuk mengembalikan wristband yang dibagikan.
Baca Juga: Momen Romantis Pria Melamar Kekasih di Konser Coldplay Jakarta, Langsung Diterima
Melalui unggahan pengguna akun X @IDWantsColdplay pada Rabu (15/11/2023) ditulis, “Wristband Recycling Leaderboard Update! Kira” nanti #ColdplayJakarta di posisi berapa ya."
Unggahan tersebut juga menyertakan jumlah persentase pengembalian wristband dari beberapa negara lain seperti Tokyo, Copenhagen, Buenos Aires dan Haohsiung yang rata-rata mencapai angka di atas 90 persen.
Lalu, apa sebenarnya yang menjadi alasan Coldplay meminta para penonton dalam konsernya untuk mengembalikan lagi wristband tersebut?
Alasan Harus Mengembalikan Wristband Konser Coldplay
Yang menjadi alasan Coldplay mengharuskan para penonton untuk mengembalikan wristband tersebut yakni karena berhubungan dengan isu lingkungan yang sedang disuarakan oleh grup band asal Inggris itu.
Melansir pernyataan resmi dari Coldplay sebelumnya, saat mereka pertama kali mengumumkan "Music Of The Spheres Tour", grup band tersebut berharap untuk dapat membuat acaranya bermanfaat bagi lingkungan dan mengurangi emisi karbon langsung (dari produksi pertunjukan, pengangkutan, perjalanan band dan kru) sebesar 50 persen.
Salah satu cara yang dilakukan yakni Coldplay meminta secara spesifik kepada para penonton yang hadir di konsernya untuk datang ke lokasi dengan berjalan kaki, bersepeda, atau menggunakan transportasi umum.
Selain itu, Coldplay juga meminta untuk menggunakan tempat sampah daur ulang; berbagi tumpangan; membawa botol air isi ulang; termasuk juga dengan mengembalikan gelang LED setelah pertunjukan.
Coldplay pun juga membagikan tentang progres dari misi mereka tersebut di mana beberapa memang berhasil meski beberapa lainnya masih perlu dilakukan peningkatan.
Lebih lanjut, data emisi dari 12 bulan pertama tur pun telah dikumpulkan. Data tersebut kemudian dinilai dan divalidasi secara independen oleh Prof. John E. Fernandez dari MIT Environmental Solutions Initiative.
Baca Juga: Penangkapan Terduga Teroris di Banyumanik Semarang Terkait Jaringan Jamaah Islamiyah
Berdasarkan perbandingan dari pertunjukan per pertunjukan, "Music Of The Spheres Tour" sejauh ini telah menghasilkan emisi CO2e 47 persen lebih sedikit daripada tur stadion terakhir mereka pada 2016 hingga 2017.
Untuk meningkatkan upayanya dalam memerangi isu lingkungan ini, memasuki tahun kedua turnya, Coldplay juga akan mulai menjalankan seluruh perangkat pertunjukannya dengan menggunakan sistem baterai listrik sehingga memungkinkan mereka untuk menggunakan 100 persen energ terbarukan seefisien mungkin. ***