INFOSEMARANG.COM - Direktur Jenderal atau Dirjen WHO, Tedros Adhanom Gebreyesus kembali dibuat murka dengan aksi Israel yang membuat salah satu stafnya meninggal dunia bersama bayi 6 bulan dan suaminya di Gaza Palestina.
Melalui akun Twitternya, Tedros menceritakan kisah pilu yang dialami Dima Abdullatif Mohammed Alhaj salah satu staf WHO di Gaza.
Tedros mengaku sangat sedih, sebab keluarga Dima diketahui sedang berlindung dalam satu rumah sebelum bom Israel meluluh lantakkan rumahnya.
Baca Juga: Ketua RT Tempat dr Qory Ulfiyah Tinggal Sudah Tahu Sejak Awal Korban Akan Cabut Laporan?
"Rekan muda WHO kami, Dima Alhaj terbunuh secara tragis bersama bayinya yang berusia 6 bulan, suaminya dan 2 saudara laki-lakinya," cuit Tedros.
Bukan cuma keluarga Dima, Tedros mengungkapkan bahwa ada sejumlah keluarga yang berlindung di rumah tersebut dan meninggal dunia.
Baca Juga: Bak Ranjau! Jumlah Temuan Paku di Parkiran Kota Lama Semarang Bikin Resah, Sengaja Atau Sisa Event?
"WHO terpukul, kami kehilangan salah satu rekan kami di Gaza hari ini. Saya tidak bisa berkata-kata untuk menggambarkan kesedihan kami," imbuh Tedros.
Tak cuma WHO, pihak organisasi Nation United (UN) dan UN Agency for Palestine Refugees (UNRWA) juga ikut bersedih atas meninggalnya Dima dan keluarga.
Baca Juga: Bukan Rasis! Fakta Gelap Terkuak Jadi Alasan Pengungsi Rohingnya Kali Ini Ditolak Aceh
Tedros yang sangat terpukul, meminta aksi gencatan senjata segera dilakukan dan perang harus secepatnya diakhiri demi melindungi masyarakat sipil.
"Kengerian ini harus diakhiri. Semua warga kemanusiaan dan warga sipil harus dilindungi. Gencatan senjata sekarang!," pungkas Tedros.
Sampai dengan tanggal 19 November 2023 kemarin dilaporkan oleh PCBS , korban jiwa Palestina telah tercatat 13.216 dan serangan dari Israel masih terus berlangsung.