INFOSEMARANG.COM -- Pemerintah Israel menyatakan kesepakatan dengan Hamas untuk melakukan gencatan senjata selama empat hari.
Gencatan senjata itu disepakati dengan syarat Hamas membebaskan 50 perempuan dan anak-anak yang disandera di Gaza.
Sementara Israel membebaskan 150 perempuan dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Gencatan senjata ini membuka pintu bagi ratusan truk bantuan kemanusiaan, medis, dan bahan bakar untuk memasuki seluruh wilayah Jalur Gaza.
Baca Juga: Debt Collector di Sukabumi Tewas di Tangan IRT, Warganet: Definisi Galakan yang Ngutang
Perundingan yang melibatkan pejabat Qatar, Amerika Serikat, Israel, dan Hamas menyatakan kesepakatan tersebut sebagai langkah positif.
Kesepakatan ini menjadi gencatan senjata pertama setelah serangkaian bombardemen Israel yang meratakan sebagian besar wilayah Gaza yang dikuasai oleh Hamas.
Diperkirakan 13.300 warga sipil tewas, dan dua pertiga dari 2,3 juta penduduknya kehilangan tempat tinggal.
Netanyahu, dalam rapat kabinetnya pada Selasa, mengakui peran penting intervensi Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam mencapai kesepakatan tersebut.
Meskipun ada peningkatan jumlah sandera yang dibebaskan, garis besar misi Israel tetap tidak berubah, dengan fokus pada menghancurkan Hamas, memulangkan semua sandera, dan memastikan keamanan Israel dari ancaman Gaza.
Baca Juga: Nominal UMP Jateng 2024 Terendah di Pulau Jawa Meski Naik 4,02%, Cek Perbandingannya DI SINI
“Kita sedang berperang dan kita akan melanjutkan perang sampai kita mencapai semua tujuan kita. Demi menghancurkan Hamas, memulangkan semua sandera kita dan memastikan tak ada entitas di Gaza yang boleh mengancam Israel,” katanya.
Seorang pejabat Amerika Serikat yang terlibat dalam diskusi menyebutkan bahwa perjanjian ini juga melibatkan pertukaran 150 tahanan Palestina, sementara bantuan kemanusiaan diizinkan masuk ke Gaza.***