INFOSEMARANG.COM -- Gencatan senjata Israel-Hamas telah dimulai sejak Jumat, 24 November lalu.
Sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata, baik Israel maupun Hamas melepaskan tawanan dalam kurun waktu tersebut.
Salah satunya seperti Emilia, seorang anak perempuan dan ibunya Daniel yang telah dipulangkan oleh Hamas.
Alih-alih mendapatkan perlakuan buruk sebagai tawanan, sebuah surat Daniel dan Emilia tersebut viral di media sosial menggambarkan bagaimana Hamas memperlakukan mereka.
Surat berbahasa Ibrani tersebut dibagikan di platform X oleh @ShaykhSulaiman pada Selasa, 28 November 2023.
Dalam suratnya, Daniel menyampaikan terima kasih kepada pasukan Hamas yang menunjukkan kemanusiaan luar biasa terhadap dirinya dan putrinya, Emilia.
Ia mengungkapkan rasa terima kasih dari lubuk hatinya atas perlakuan yang baik selama ditawan.
Para jenderal dianggap sebagai orang tua bagi Emilia, memberikan perhatian serta kasih sayang.
Meskipun anak-anak seharusnya tidak berada dalam penahanan, Daniel mengakui bahwa berkat Hamas dan orang-orang baik lainnya yang ditemui selama perjalanan mereka, Emilia merasa seperti ratu di Gaza.
Daniel menyatakan bahwa putrinya tidak meninggalkan Gaza dengan trauma psikologis seumur hidup.
Berikut isi surat lengkap Daniel dan Emilia kepada Hamas dalam terjemahan Bahasa Indonesia:
"Pada para jenderal yang menemani saya dalam beberapa minggu terakhir, sepertinya kita akan berpisah besok, tetapi saya berterima kasih dari lubuk hati saya yang paling dalam atas kemanusiaan luar biasa yang telah diperlihatkan kepada putri saya, Emilia.
Anda seperti orang tua baginya, mengundangnya ke dalam ruangan Anda kapan pun dia menginginkannya. Dia merasa semua dari Anda adalah teman-temannya, bukan hanya teman, tetapi benar-benar dicintai dan baik.
Terima kasih, terima kasih, terima kasih atas banyak jam yang Anda habiskan sebagai pengasuh.
Terima kasih karena bersabar dengannya dan memanjakannya dengan permen, buah, dan segala hal yang tersedia bahkan ketika itu tidak mungkin.
Anak-anak seharusnya tidak berada dalam penahanan, tetapi berkat Anda dan orang-orang baik lain yang kami temui dalam perjalanan panjang kami, putri saya merasa seperti ratu di Gaza...
Secara umum, dia merasa seperti pusat dunia. Dia tidak bertemu siapa pun dalam perjalanan panjang kami, mulai dari pangkat terendah hingga kepemimpinan, yang tidak memperlakukannya dengan lembut, kasih sayang, dan cinta.
Saya akan selamanya menjadi tahanan rasa terima kasih karena dia tidak pergi dari sini dengan trauma psikologis seumur hidup. Saya akan mengingat perilaku baik Anda, yang diberikan di sini meskipun situasi sulit yang Anda hadapi sendiri dan kerugian berat yang Anda alami di Gaza. Saya berharap di dunia ini kita benar-benar bisa menjadi teman baik.
Saya berharap kesehatan dan kesejahteraan untuk Anda semua... Kesehatan dan cinta untuk Anda dan anak-anak keluarga Anda.
Terima kasih banyak.
Daniel dan Emilia"
Baca Juga: Mantan Produser Bocorkan 'Rahasia' Masterchef Indonesia, Juri dan Peserta Semuanya Settingan?
Namun demikian, belum diketahui kebenaran isi surat tersebut atau bagaimana keadaan saat surat tersebut ditulis.
Bagaimana pun, hukum humaniter internasional melarang melibatkan warga sipil dalam perang.***