INFOSEMARANG.COM -- Kepala Badan Intelijen Sentral Amerika Serikat (CIA), William Burns, dan Kepala Mossad Israel, David Barnea, baru-baru ini mengadakan pertemuan di Qatar untuk membicarakan perpanjangan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Mereka juga membahas isu tawanan yang dipegang oleh kelompok Palestina di Gaza.
Pertemuan tersebut terjadi setelah Doha mengumumkan perpanjangan gencatan senjata selama dua hari dari jeda kemanusiaan awal di Gaza.
Pada hari Selasa, Burns dan Barnea berdialog dengan Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani.
Menurut James Bays, editor diplomatik Al Jazeera, pertemuan ini memiliki dampak signifikan dalam mencapai kesepakatan gencatan senjata sebelumnya.
Burns, sebagai kepala intelijen AS, dianggap sebagai negosiator yang lebih berpengalaman daripada Antony Blinken, sekretaris negara Amerika Serikat.
Baik Israel maupun Hamas saling tuduh melanggar gencatan senjata, tetapi mereka terus melakukan pertukaran tawanan.
Hamas baru-baru ini membebaskan 12 tawanan pada hari Selasa, seiring dengan rencana pembebasan total 30 tahanan Palestina.
Mediator Qatar mengumumkan perpanjangan jeda kemanusiaan dalam pertempuran antara Israel dan Hamas selama dua hari tambahan.
Negosiasi intens melibatkan Qatar, AS, dan Mesir untuk membentuk dan memperpanjang gencatan senjata di Gaza.
Selama jeda awal, Hamas membebaskan 69 tawanan, termasuk 51 warga Israel.
Sebagai imbalannya, 150 tahanan Palestina dibebaskan, termasuk 117 anak-anak dan 33 perempuan. Bantuan kemanusiaan juga diizinkan masuk ke Gaza.
Pertemuan kepala intelijen AS dan Israel dengan Qatar, dihadiri oleh pejabat Mesir, memunculkan pertanyaan tentang upaya untuk menjaga gencatan senjata sambil mengatasi konflik fundamental antara Israel dan Hamas.
Spekulasi mengemuka mengenai kemungkinan kesepakatan untuk mengajak kepemimpinan militer Hamas pergi ke pengasingan di negara lain.
Sementara itu, Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk membiarkan tentara kembali bertempur di Gaza sebagai respons terhadap serangan terbaru dari pihak Hamas.
Ia menyerukan penghancuran total terhadap Hamas sebagai tujuan perang.
"Kita tidak boleh menunggu sampai pejuang kita terbunuh. Kita harus sekali lagi bertindak sesuai dengan tujuan perang: penghancuran total terhadap Hamas," tulis menteri itu di paltform X.***