INFOSEMARANG.COM -- Kelompok pejuang Palestina, Hamas, dengan tegas menyatakan tidak akan membebaskan tentara dan mantan tentara Israel yang masih disandera di Jalur Gaza selama perang berlangsung.
Wakil kepala biro politik Hamas, Saleh Al-Arouri, menegaskan bahwa tidak akan ada negosiasi terkait pembebasan ini sampai perang di Jalur Gaza benar-benar berakhir.
Hamas konsisten dalam menyatakan kesiapannya untuk membebaskan warga negara asing yang disandera tanpa menuntut pertukaran dengan tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.
Al-Arouri juga menjamin bahwa anak-anak dan perempuan Israel yang disandera tidak akan dianiaya dan akan dibebaskan.
Pada Jumat, 1 Desember 2023, Israel melanjutkan serangan ke Gaza setelah mengumumkan berakhirnya jeda kemanusiaan selama sepekan.
Israel juga melarang truk pembawa bantuan memasuki Jalur Gaza melalui perbatasan Rafah di Mesir.
Hamas menyalahkan Israel atas tidak diperpanjangnya jeda kemanusiaan ini, menuding mereka tidak merespons positif tawaran mediator.
Anggota biro politik Hamas, Izzat Al-Rishq, menyatakan bahwa Israel terus menyebarkan narasi tak berdasar, termasuk tuduhan peluncuran rudal dari Jalur Gaza dan klaim tak berdasar lainnya.
Baca Juga: PARAH! Caleg DPRD Madiun Bobol 18 Toko Kelontong Demi Modal Kampanye, Aksinya Terekam CCTV
Al-Rishq menilai narasi pendudukan tersebut mirip dengan Nazi. Menurutnya, Israel melanggar perjanjian jeda untuk menutupi niat jahat mereka dan melanjutkan serangan brutal terhadap warga sipil yang tidak bersalah.
Data kementerian kesehatan Gaza mencatat bahwa setidaknya 193 warga Palestina tewas dan 652 orang terluka akibat serangan udara Israel sejak Jumat, 1 Desember 2023.***