Imbas Boikot, 2 Merek Besar Global Ini Bakal Hengkang Dari Sini

H&M dan Starbucks dikabarkan hengkang dari Maroko (Sumber : instagram.com/mozaik_12_id)

INFOSEMARANG.COM -- Hingga kini para pendukung Palestina di berbagai negara masih terus menyuarakan dukungannya untuk pembebasan warga dan negara tersebut dari Israel.

Berbagai cara dilakukan, salah satunya dengan melakukan gerakan boikot terhadap sejumlah merek yang diketahui pro Israel.

Beberapa merek yang terkena imbas dari aksi boikot ini juga berdampak pada merek besar global yang sudah dikenal diberbagai negara yakni H&M dan Starbucks.

Baca Juga: Wamil Makin Dekat, RM, Jimin, V dan Jungkook BTS Minta Penggemar Tak Datang ke Kamp Pelatihan

Melansir dari laporan media lokal Maroc Hebdo, Starbucks dan H&M dikabarkan akan segera tutup secara permanen di Maroko sebelum akhir 2023. Hal ini disebabkan karena rendahnya permintaan imbas dari kampanye boikot yangs edang ebrlangsung terhadap perusahaan tersebut.

"Menurut informasi yang dapat dipercaya, dua merek besar global ini, terutama merek pakaian siap pakai asal Swedia, H&M dan jaringan kopi bergengsi Amerika, Starbucks, akan meninggalkan Maroko mulai 15 Desember," tulis publikasi Maroko pada Kamis (30/11/2023).

The New Arab sendiri menginformasikan bahwa setidaknya ada 18 gerai Atarbucks yang ada di sejumlah titik di Maroko.

Sedangkan untuk H&M diketahui baru membuka empat gerai di negara Afrika Utara tersebut.

Baca Juga: Terekam CCTV Kreak Bocah SMP Tawuran di Perum Bumi Bangetayu Genuk, Bawa Sajam dan Lempar Batu

Kampanye boikot yang kian meluas di berbagai negara memang kini diketahui telah memberikan sejumah dampak terhadap berbagai merek Barat, tak terkecuali di negara-negara Arab.

Hal tersebut dilakukan terhadap merek-merek yang dicurigai memberikan dukungan finansial terhadap Israel di tengah agresinya terhadap Gaza dan Tepi Barat.

Meski demikian, pernyataan dari merek terkait secara resmi mengungkapkan narasi yang berbeda.

Baik Starbucks dan H&M menyatakan bahwa keluarnya merek tersebut dari pasar Maroko disebabkan karena kurangnya daya tarik bagi bisnis mereka masing-masing di negara tersebut. ***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI