Erupsi Gunung Marapi Telan Banyak Korban Jiwa, Publik Pertanyakan Penjagaan Pos di Jalur Pendakian

Tim SAR Gabunan kembali lanjutkan evakuasi 12 pendaki dan 8 jenaza di Gunung Marapi. (Sumber : Instagram/info_nagarisumbar)

INFOSEMARANG.COM - Seperti kita ketahui Erupsi Gunung Marapi menewaskan sebanyak 23 orang pendaki. Publik lantas mempertanyakan, bagaimana kondisi penjagaan pos sehingga para pendaki masih leluasa melakukan aktivitas saat gunung berstatus waspada.

Pada Minggu (3/12) tepat pada pukul 14.53, Gunung Marapi di Sumatera Barat secara mendadak mengalami erupsi.

Puluhan korban pendaki di Gunung Marapi terjebak akibat hujan pasir dan abu yang begitu tebal.

Baca Juga: Satu Orang WNA Asal Bangladesh Diciduk, Diduga Selundupkan 194 Pengungsi Rohingya ke Aceh

Beberapa ditemukan meninggal dunia, ada pula yang luka berat hingga mengalami patah tulang saat mencoba menyelamatkan diri dari erupsi Gunung Marapi.

Sampai dengan saat ini, tim penyelamat masih terus melakukan evakuasi sebab beberapa korban identitasnya bahkan ada yang belim teridentifikasi.

Tim penyelamat juga sempat mengalami kendala, sebab kondisi cuaca dan status Gunung Marapi yang masih terus erupsi.

Video detik-detik terakhir para pendaki sebelum erupsi terjadi banyak beredar di media sosial termasuk TikTok.

Baca Juga: Netflix Ungkap Dokumenter 'In The Name of God' Season 2 Akan Rilis, Banyak yang Tidak Sanggup Nonton S1

Pada kolom komentar, banyak yang bertanya terkait penjagaan pada pos pendakian sebab biasanya sebelum erupsi akan ada himbauan.

"Kok bisa ya penjaga posko nya ngizinin dekatin puncak padahal status gunung marapi saat it level II/waspada Di mana warga atau pendaki di larang," ungkap salah seorang warganet.

Tak berselang lama, warganet lain mencoba menjawab pertanyaan akun TikTok @putriiiii tersebut.

Banyak sumber mengatakan bahwa sebenarya sejak 2011 lalu status dari Gunung Marapi memang sudah berada di level 2.

Baca Juga: Beredar Video Live Terakhir Novita Sebelum Tewas Jadi Korban Erupsi Gunung Marapi

Pihak PVMBG juga sudah menghimbau warga maupun pendaki untuk tidak mendekati kawah dan puncak Gunung Marapi yakni dalam radius tiga kilometer.

Sejak status itu ditetapkan, memang di posko atas tidak ada penjagaan melainkan hanya himbauan.

Namun warganet lain menambahkan meski sudah dihimbau, sejumlah pendaki tetap melakukan aktivitas mendekati puncak.

Gunung Marapi sendiri menurut PVMBG menjadi salah satu gunung yang sulit diprediksi gejala letusannya meski sudah dilengkapi dengan alat lengkap.

"Ga ada yg jaga di atas kak. hanya himbauan dari pos bawah dilarang mendekati puncak sampai radius 3km. tapi yaaa tau sendiri anak muda," timpal warganet lainnya.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI