INFOSEMARANG.COM -- Tetangga dari korban berinisial K (11) yang meninggal usai dibanting ayahnya, angkat suara setelah merasa difitnah dan keluarganya mengalami intimidasi pasca disebut sebagai penyebab sang ayah korban menjadi emosi.
Sebelumnya, berdasarkan kesaksian kakak kandung korban, ayahnya belum memberikan reaksi saat K ditegur tetangganya yang bernama Dina karena K bermain sepeda dan menabarak anaknya.
Namun karena ibu tetangga ini terus mengomel, ayah korban emosi hingga akhirnya, memukul, menendang, dan membanting korban ke aspal.
Dalam tragedi tersebut, bocah K meninggal setelah dibanting oleh ayahnya, Usmanto, di lorong gang rumah kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara pada Rabu, 13 Desember 2023.
Setelah motif ayahnya terungkap, publik menilai Dina turut andil dalam kematian korban karena memicu emosi sang ayah.
Menanggapi hal ini, dalam klarifikasi melalui kanal Youtube @Pratiwi Noviyanthi, Dina dan suaminya membantah tuduhan tersebut.
Mereka mengatakan telah membantu mengurus korban, namun difitnah secara tidak adil.
Dina menjelaskan bahwa sebagai seorang ibu, menegur orang yang menyakiti anaknya adalah hal lumrah.
Namun, dia menegur bocah K dengan cara baik tanpa marah-marah. Dia menegaskan tidak pernah memaki atau marahi Usmanto.
Tetangga korban ini membantah tuduhan bahwa ia memarahi Usmanto dan membuatnya emosi. Sebaliknya, anaknya turut menjadi korban karena merasa takut dan trauma atas peristiwa tragis tersebut.
Dina menegaskan bahwa saat kejadian, Usmanto sedang main gitar dan melihatnya saat menegur korban K.
“Saya dibilang saya marah-marahin Pak Usman, Pak Usman lagi tidur, tidak, Pak Usman sedang main gitar di sini dan Pak Usman melihat dengan mata kepala sendiri anaknya nabrak, K itu nabrak putra saya,” ujar Dina.
Setelah terjadi peristiwa ayah membanting korban hingga pingsan dan mengeluarkan darah, Suami Dina menyatakan telah membantu membawa korban ke rumah sakit setelah insiden tersebut.
Suami Dina bahkan melanggar aturan lalu lintas demi membantu tetangga yang mengalami musibah.
“Saya dorong, saya buka pintunya, 'Ayo Usman bawa ke rumah sakit bawa ke dokter ada BPJS nggak', 'Ada-ada sudah di kantong,' menurut dia, ya sudah saya bonceng naik motor, kurang baik apa saya,” kata suami Dina.
Tetangga korban ini memohon kepada masyarakat untuk tidak menuduhnya tanpa mengetahui fakta, karena dia sendiri tidak tahu apa yang mendorong Usmanto melakukan kekerasan terhadap anaknya.
Dina awalnya ingin menjaga kebaikan dan tidak menyalahkan siapa pun, tetapi dia merasa terpaksa membela diri karena difitnah dan dibully oleh warga sekitar sebagai penyebab kematian bocah K.
"Saya awalnya tidak mau diwawancara, mau baik-baik saja, tapi setelah simpang siur, ya kan saya harus membela diri saya karena saya sudah dibully, difitnah, sudah jatuhnya fitnah saya, bahkan saya ke pasar saja, ibu-ibu ada yang bilang 'tega ya'," ungkap Dina.
"Pokoknya ada lah itu yang ngomong, ibu dengar dulu saya jangan menghakimi saya, ibu gak tahu kronologisnya, harus tabayyun dulu benar nggak seperti ini, begitu harusnya tabayyun dulu kita," tambahnya.
Keduanya meminta masyarakat berhenti menghakimi keluarganya dan tidak percaya rumor dari orang-orang yang tidak berada di lokasi kejadian.***