INFOSEMARANG.COM -- Komite Penyelamatan Darurat Medis (MER-C) Indonesia mengungkapkan bahwa Rumah Sakit Indonesia di Gaza telah direbut oleh tentara Israel atau Israel Defense Force (IDF) dan dijadikan sebagai markas mereka.
Sarbini Abdul Murad, Kepala Presidium MER-C Indonesia, menyatakan bahwa saat ini tidak ada lagi dokter dan pasien di RS Indonesia di Gaza.
Mereka telah meninggal dalam serangan Israel, sehingga RS Indonesia di Gaza kini sepenuhnya dikuasai oleh IDF dengan tindakan yang licik.
Baca Juga: Klarifikasi Perusahaan Bus Rosalia Indah Usai Kasus iPad Pelanggan Hilang di Dalam Kendaraan
"Pasien dan dokter di sana sudah tidak ada, semuanya sudah gugur atas serangan IDF," ungkap Sarbini dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, 20 Desember 2023.
Menurutnya, sekitar dua pekan yang lalu, IDF menjadikan RS Indonesia di Gaza sebagai markas operasional serangannya terhadap Palestina.
Aksi pembajakan dan penyalahgunaan fungsi RS Indonesia di Gaza patut dikritik oleh dunia internasional.
Pada 7 November 2023, IDF sebelumnya menuduh RS Indonesia di Gaza sebagai markas serangan Hamas.
Namun, setelah dilakukan investigasi, tidak ada bukti yang ditemukan terkait penyalahgunaan fungsi rumah sakit sebagai markas serangan oleh Hamas.
"Sekarang, terbukti secara curang dan licik, IDF yang menjadikan RS Indonesia di Gaza sebagai markas mereka," tegas Sarbini.
Baca Juga: Akhirnya Blak-Blakan, Wapres Jusuf Kalla Siap Dukung Paslon Ini di Pilpres 2024
MER-C mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk melakukan investigasi terhadap Israel.
"Kami mendesak agar WHO turun tangan untuk melakukan investigasi terhadap Israel yang menyalahgunakan fungsi rumah sakit untuk kepentingan mereka yang culas," kata Sarbini.
Ia menilai tindakan licik Israel ini mencurigakan, dengan menggunakan Indonesia sebagai tameng, mengingat Indonesia dikenal sebagai negara yang sangat loyal dan mendukung Palestina.
Langkah Israel yang menjadikan RS Indonesia di Gaza sebagai markas IDF dianggap sebagai indikator bahwa negara Zionis tersebut dalam keadaan terdesak secara internasional, kalah di berbagai front, termasuk di wilayah Utara Palestina.
Untuk itu, Sarbini menyatakan bahwa MER-C Indonesia akan terus memantau perkembangan situasi dan mendesak WHO untuk turun tangan.***