INFOSEMARANG.COM - Kota Bethlehem, nama yang langsung terbayang dengan kelahiran Yesus Kristus dan pohon-pohon zaitun yang subur. Kota kecil di Tepi Barat Palestina ini memiliki sejarah panjang dan makna religius yang dalam bagi umat Kristiani, Yahudi, dan Muslim. Yuk, kita telusuri pesona Betlehem lebih jauh!
Jejak Sejarah dan Keagamaan
Bethlehem pertama kali disebutkan dalam dokumen Mesir kuno sekitar tahun 1350 SM. Di Alkitab, kota ini dicatat sebagai tempat kelahiran Raja Daud dan dihubungkan dengan nubuat tentang Mesias. Bagi umat Kristiani, Betlehem mencapai puncak ketenarannya sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus.
Gereja Kelahiran yang dibangun pada abad ke-4 M berdiri megah di atas gua yang diyakini sebagai lokasi kelahiran Yesus. Gereja ini termasuk situs Warisan Dunia UNESCO dan menjadi tujuan ziarah utama bagi umat Kristiani dari seluruh penjuru dunia.
Baca Juga: Gunung Semeru Siaga: Waspada Banjir Lahar Dingin, Awan Panas, dan Guguran Lava
Selain Gereja Kelahiran, Betlehem kaya dengan situs sejarah dan keagamaan lainnya. Ada Makam Rachel, situs penting bagi umat Yahudi dan Muslim, serta Biara Mar Saba, biara Ortodoks Yunani tertua di Palestina yang terletak di tebing terjal Wadi Kidron.
Meski terkenal dengan sejarah keagamaan, Betlehem juga kota modern yang dinamis. Penduduknya, sekitar 30.000 jiwa, sebagian besar bermata pencaharian di sektor pariwisata dan kerajinan tangan.
Industri suvenir keagamaan dan sulaman Palestina yang indah berjaya di Betlehem. Anda bisa menemukan berbagai macam hiasan dinding, perhiasan, dan aksesori bermotif salib, bintang Daud, atau pohon zaitun.
Baca Juga: 3 Tempat Wisata Gratis di Kota Semarang yang Instagramable, Cocok Buat Medsos
Jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi kuliner khas Betlehem! Hummus, falafel, dan knafeh (pastry manis dengan keju dan sirup) wajib dicoba. Bagi penyuka kopi, nikmati secangkir kopi Arab yang diseduh dengan rempah-rempah khas.
Selain wisata sejarah dan kuliner, Betlehem menawarkan keindahan alam yang memukau. Ladang-ladang zaitun yang hijau membentang sejauh mata memandang, berpadu dengan bukit-bukit terjal dan udara yang segar. Anda bisa mengikuti tur jalan kaki atau bersepeda melintasi pedesaan, menikmati pemandangan dan berbincang dengan penduduk setempat.
Di musim panen zaitun (sekitar November-Desember), saksikan tradisi memetik zaitun secara manual dan pembuatan minyak zaitun tradisional. Ini kesempatan untuk belajar tentang pentingnya pohon zaitun bagi kehidupan dan budaya masyarakat Palestina.