INFOSEMARANG.COM - Putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, menjadi salah satu kandidat calon wakil presiden (cawapres) yang paling kontroversial dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024. Selain usianya yang masih muda, Gibran juga kerap dijuluki sebagai "nepo baby" atau bayi nepotisme.
Istilah "nepo baby" merujuk kepada anak-anak tokoh atau pejabat yang sukses berkat jabatan orang tuanya. Julukan ini disematkan kepada Gibran karena ayahnya, Joko Widodo, adalah presiden Indonesia saat ini.
Gibran sendiri tidak mempermasalahkan julukan tersebut. Ia bahkan menyebut julukan itu sebagai bentuk hujatan dari lawan politiknya.
Baca Juga: Usai Jennie Dirikan Label Sendiri, YG Buka Suara Terkait Kontrak Individu Anggota BLACKPINK
"Ya, saya maklum. Namanya juga politik," kata Gibran dalam sebuah wawancara.
Namun, julukan "nepo baby" tetap saja menjadi stigma yang melekat pada Gibran. Stigma ini bisa menjadi tantangan tersendiri bagi Gibran untuk memenangkan pilpres.
Sejumlah pengamat politik menilai, Gibran harus bisa membuktikan bahwa ia mampu menjadi pemimpin yang kompeten, terlepas dari jabatan ayahnya.
"Gibran harus bisa menunjukkan bahwa ia memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk menjadi wakil presiden," kata pengamat politik, Burhanuddin Muhtadi.
Baca Juga: Manajemen Ambil Tindakan Tegas pada Sopir Bus Trans Semarang yang Melawan Arus dan Halangi Ambulan
Selain itu, Gibran juga harus bisa meredam sentimen anti-nepotisme yang ada di masyarakat.
"Gibran harus bisa meyakinkan masyarakat bahwa ia tidak akan menggunakan jabatan wakil presiden untuk menguntungkan keluarganya," kata pengamat politik, Arief Budiman.
Pada debat cawapres pertama yang digelar pada 22 Desember 2023, Gibran dinilai berhasil menepis stigma "nepo baby". Penampilannya yang lugas dan percaya diri, serta jawabannya yang terarah dan berbobot, membuat sejumlah pengamat politik memujinya.
Baca Juga: Jadwal Debat Ketiga Pilpres 2024: Fokus pada Pertahanan dan Hubungan Internasional
Meskipun demikian, masih terlalu dini untuk menilai apakah Gibran bisa menepis stigma "nepo baby" secara keseluruhan. Masih ada waktu hingga pilpres digelar pada 2024. Selama itu, Gibran harus terus bekerja keras untuk meyakinkan masyarakat bahwa ia adalah pemimpin yang kompeten dan layak untuk menjadi wakil presiden.