Anggota Brimob Polda Riau membocorkan perilaku komandannya yang kerap menyuruhnya mencari dana dalam jumlah besar lalu ditransfer ke rekening pribadi.
INFOSEMARANG.COM - Seorang anggota Brimob Polda Riau, Bripka Andry Darma Irawan, mengungkap perilaku atasannya di Batalyon B Pelopor Sat Brimob Polda Riau.
Melalui unggahan di Facebook, AnDrimob Svt Riau, ia membongkar sejumlah obrolan chat dengan atasannya diduga bernama Kompol Petrus H Simamora.
Andry mengaku selalu menuruti perintah komandannya untuk mencari dana dari luar.
Dana tersebut digunakan untuk beragam keperluan namun ditransfer Andry ke rekening pribadi milik komandannya.
Baca Juga: 4 Fakta Bocah SD di Bringin Semarang yang Pindah ke SLB, Kondisi Rumah Memprihatinkan
Jika ditotal, dana yang sudah ditransfer Andry, yang ia dapatkan secara mandiri, senilai Rp 650 juta lebih.
Saya Bripka Andry Darma Irawan, S.A.P NRP 87031333.
Saya sebelumnya berdinas di Batalyon B Pelopor Sat Brimob Polda Riau yang berada di Menggala Junction Kabupaten Rokan Hilir.
Saya dimutasi Demosi tanpa ada kesalahan dari Batalyon B Pelopor ke Batalyon A Pelopor yang berada di Pekanbaru.
Hari Jum'at tanggal 3 Maret 2023 Sprint Mutasi keluar dan hari Rabu tanggal 8 Maret 2023 saya sudah Penghadapan ke tempat baru.
Andry pun membeberkan isi chat dengan terduga Kompol Petrus di WhatsApp disertai dengan beberapa bukti transaksi yang ia lakukan sejak 2021 hingga 2022.
Baca Juga: Mario Dandy Senyam-senyum saat Minta Maaf ke David Ozora, Pengacara: Bukan Ceria, Itu Pesan Luka
Selain membongkar rahasia, melalui unggahan ini, Andry ingin meminta penjelasan kepada pihak Brimob terkait mutasinya ke Pekanbaru.
Pasalnya ia merasa sudah menuruti semua perintah komandannya namun justru dipindahtugaskan ke wilayah lain.
Berbeda dengan anggota lainnya yang tidak mendapat perintah mutasi ke daerah lain.
Baca Juga: Sering Jadi Sindiran Ayah David Ozora, Ini Makna Istilah "Masuk Angin" pada Kasus Mario Dandy
Selain saya ada juga 6 anggota lain yang memberi setoran tiap bulannya sejumlah 5 juta perorang agar bisa bebas tugas dan hanya apel Rabu Pagi dan Jumat pagi yang disebut anggota Freelance.
Saya ada bukti chat Grupnya.
Namun mereka tidak dimutasi seperti saya.
Andry mengaku sudah melaporkan perkara ini ke pihak terkait namun belum ada tindakan lebih lanjut.
Ia bahkan mengaku khawatir untuk masuk kerja kembali selama belum mendapat perlindungan dan pengawalan atas kasusnya.
Terlebih ia mengaku jika harus sambil merawat ibunya yang sedang sakit.
***