Kenapa Lebaran Muhammadiyah dan NU Berbeda? 1 Syawal 1444 H Versi Muhammadiyah Jatuh 21 April 2023 bagaimana dengan NU?

ilustrasi lebarang 2023 (Sumber : unsplash.com)

INFOSEMARANG.COM -- Sebagai organisasi Islam yang besar, baik Muhammadiyah maupun NU memiliki pandangan berbeda soal penentuan 1 Syawal.

Cek informasi kenapa penentuan lebaran Muhammadiyah dan NU berbeda?

Seperti yang diketahui,Organisasi Islam Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadan 1444 H jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023 sama halnya dengan NU.

Baca Juga: Bukan Cuma Google Maps, Berikut 11 Aplikasi Penunjuk Jalan di HP yang Bisa Diandalkan Saat Mudik Lebaran

Muhammadiyah juga telah menetapkan 1 Syawal 1444 Hijriah, Keputusan penetapan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah itu termaktub dalam Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/1.0E/2023 tentang Penetaan Hasil Hisab Ramadhan, Syawam, dan Zulhijah 1444 H.

Baca Juga: Kapan Sidang Isbat Lebaran 2023? Cek Jadwal Penentuan 1 Syawal 1444 Hijriah, Idul Fitri 2023

Sehingga diketahui bahwa 1 Syawal 1444 Hijriah versi Muhammadiyah jatuh pada tanggal 21 April 2023.

Lantas bagaimana dengan NU?

Adapun untuk Nahdlatul Ulama (NU), penetapan 1 Syawal juga dilakukan berdasaran kriteria imkan rukyat atau visibilitas hilal MABIMS.

Baca Juga: Mudik Lebaran ke Kampung Halaman Nyetir Mobil Sendiri? Ini 14 Hal Penting yang Wajib Dicek Supaya Aman di Perjalanan

Artinya, penetuan Hari Raya Idul Fitri 2023 menurut NU juga menunggu hasil sidang isbat Pemerintah yang dilakukan pada 20 April 2023.

Lalu, kenapa penentuan lebaran Muhammadiyah dan NU berbeda?

Perbedaan hasil sidang Isbat antara Muhammadiyah dan NU terjadi karena perbedaan dalam metode yang digunakan untuk menentukan awal bulan Syawal.

Baca Juga: Puasa tapi Berat Badan Malah Naik? Cek Beberapa Penyebab Ini, Mungkin Salah Satunya Sering Kamu Lakukan

Muhammadiyah menggunakan metode hisab, yaitu dengan cara menghitung secara matematis posisi bulan, matahari, dan bumi.

Sementara itu, NU lebih mengutamakan metode rukyat, yaitu dengan cara langsung mengamati hilal atau bulan sabit dengan mata telanjang atau menggunakan teleskop.

Kedua metode tersebut memang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Baca Juga: Identitas Pria Pengganti QRIS Kotak Amal Ditelusuri Netizen,Kerja di Salah Satu Bank Milik Negara?

Metode hisab, misalnya, lebih akurat dalam menentukan awal bulan Syawal dan dapat diprediksi secara pasti.

Namun, metode ini hanya dapat dilakukan oleh orang yang memahami ilmu astronomi dan matematika.

Sedangkan metode rukyat lebih sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat umum.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Film Bergenre Islami, Tetap Menghibur dan Syarat Penuh Makna. Cocok Untuk Menemani Libur Lebaran

Namun, metode ini dapat terganggu oleh kondisi cuaca yang buruk atau adanya penghalang pandang seperti awan atau kabut.

Selain itu, pengamatan hilal juga membutuhkan keahlian khusus dalam identifikasi hilal yang sesuai dengan kriteria syariat.***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI