INFOSEMARANG.COM-- Presiden Joko Widodo membantah keterlibatan orang Istana pada kasus Pondok Pesantren Al Zaytun.
Kasus yang belakangan ramai dibicarakan karena menyebarkan ajaran Islam yang menyimpang.
Beberapa pihak menyebut kalau Al Zaytun mendapat perlindungan dari orang Istana, hal ini karena sulitnya proses pengusutan ajaran sesat Al Zaytun.
Baca Juga: Cocok untuk Status Whastapp, Ini 20 Link Twibbon Idul Adha 1444 Hijriah Estetik!
Dikutip Infosemarang dari Antara News pada Senin 26 Juni 2023, Jokowi menepis tudingan tersebut.
"Saya dong Istana? Ndak lah, ndak, ndak ndak," kata Presiden Jokowi pada 26 Juni 2023.
Jawaban tersebut disampaikan saat Presiden tengah mengunjungi pasar Palmerah.
Baca Juga: Warga Karangrejo Banyumanik Geger Temukan Mayat Bayi di Taman, Hanya Terbungkus Kerudung dan Kaus
Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut saat menjawab pertanyaan wartawan soal kabar yang beredar yang menyebut Kepala Staf Presiden Moeldoko melindungi Ponpes Al Zaytun.
Padahal ponpes yang disebut menyebarkan agama Islam yang menyimpang dan bahkan terafiliasi dengan Negara Islam Indonesia (NII).
Presiden meminta agar masyarakat bersabar untuk menanti tindakan pemerintah terhadap ponpes tersebut.
Baca Juga: Menakjubkan! Hewan Kurban Ternyata Tidak Merasakan Sakit Ketika Disembelih, Sains Ungkap Hasil Penelitian Ini
"Ya sabarlah itu. Pak Menko Polhukam, Pak Menteri Agama, sudah saya perintahkan untuk mendalami," ucapnya.
"Untuk mendalami. Nanti kalau hasilnya sudah ada, saya sampaikan," lanjutnya.
Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang, dinilai mengajarkan ajaran sesat karena antara lain.
Baca Juga: Tabrak Lari di Jalan Jolotundo dan Jalan Cipto: Seusai Tabrak Orang, Pengemudi Brio Tabrak Ayla hingga Ringsek
Menyampaikan bahwa salat antara jamaah pria dan wanita dapat digabung dalam satu baris.
Tak hanya itu, Ia juga membolehkan zina dan dosanya bisa ditebus dengan uang, serta akan mendirikan pesantren Kristen.
Lebih parah bahkan Panji Gumilang juga pernah berpidato dengan mengaku dirinya beraliran komunisme, hal itu disampaikan pada salah satu kesempatan pidato di masjid Al Zaytun.***