INFOSEMARANG.COM-- Ketua Tim Peneliti Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Firdaus Syam membeberkan sejumlah indikasi penyimpangan di Al Zaytun.
Firdaus Syam mengatakan, ada masalah status tanah yang ditemukan saat melakukan penelitian terkait kontroversi pondok pesantren tersebut.
Firdaus mengatakan, data tersebut didapatkan saat melakukan penelitian dan mencari tahu dari pemerintah daerah setempat.
Baca Juga: Moeldoko Bantah Beri Perlindungan ke Ponpes Al Zaytun: Pinter Dikit!
Dikutip Infosemarang.com dari Kompas TV pada Jumat 30 Juni 2023, Firdaus Syam menjelaskan.
"Kita dapat informasi dari para informan dan itu bagian dari kita untuk ditindaklanjuti," ucapnya seperti dikutip Infosemarang.com pada 30 Juni 2023.
Ia membongkar dugaan masalah dalam status tanah Ponpes Al Zaytun.
Baca Juga: Menu Makanan Jemaah Haji Indonesia Terlihat Tidak Layak dan Sering Terlambat, Kemenag Buka Suara
Dugaan ini didasarkan pada data pemerntah daerah Indramayu yang didapatkan.
Kemudian, ada sejumlah penyimpangan dalam konsep sedekah di Al Zaytun.
"Antara lain dengan data terkait masalah status tanah. Kemudian juga berkaitan dengan konsep sedekah," katanya.
Konsep sedekah ini yang diindikasi menjadi sokongan dana Al Zaytun selama ini.
Dugaan sumber-sumber dana yang menjadi tonggak biaya operasional pesantren yang berdiri di Indramayu, Jawa Barat itu.
"Mereka bilang (dananya) dari pemerintah, berapa dari pemerintah? Dibandingkan dengan biaya perawatan dan sebagainnya kan besar," lanjutnya.
Baca Juga: Akui sudah Belajar dari Jokowi, Prabowo Subianto: Saya Ini Kurang Politisi makanya Kalah Terus
Jumlah dari pemerintah jika dibandingkan dengan luasan dan skala bangunan dinilai tidak masuk akal.
Sedangkan terkait masalah keagamaan yang sempat viral di media sosial.
Firdaus menjelaskan bahwa MUI telah mengantongi data-data yang menjurus pada tindak penistaan agama.
Baca Juga: Bakal Ada Pasar Murah di Simpang Lima Semarang, Sabtu 1 Juli 2023 Pagi
"Temuan yang berkaitan dengan narasi-narasi yang diucapkan Panji Gumilang (pimpinan Al Zaytun) dan itu problem. Karena itu jadi masalah, maka perlu kita minta penjelasan soal tanah suci, khotib perempuan dan lain-lain,"
***