INFOSEMARANG.COM - Beredar kabar di sejumlah media sosial wabah antraks yang terjadi di Gunung Kidul, Yogyakarta lantaran makan sapi yang sudah dikubur.
Namun, hal tersebut bertolak belakang dengan apa yang disampaikan Kementerian Kesehatan RI.
Imran Pambudi selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI angkat bicara.
Baca Juga: Simulasi Kredit Honda ADV 160, Skutik Besar dengan Gaya Petualangan yang Mengagumkan
Melansir Antara, Imran Pambudi menyebut wabah antraks di Gunung Kidul ditandai serangkaian peristiwa kematian hewan ternak warga setempat.
Imran menjelaskan kronologi berawal dari kejadian Mei hingga Juni 2023.
Hewan ternak berjenis sapi dan kambing milik warga berinisial KR dan SY dilaporkan mati.
Baca Juga: Segera Berlaku! Sistem Single Salary Untuk Gaji PNS Hanya Untungkan Golongan Ini, Siapa Saja?
Matinya sapi ternak milik warga tersebut terjadi pada tanggal 18 Mei, 22 Mei.
Sementara, hewan ternak berjenis kambing mati pada 20 mei dan 2 Juni 2023.
"Kronologi diawali kasus kematian sapi milik salah satu warga berinisial KR, tejadi pada 18 mei 2023,"
"Lalu, disembelih dan dibagikan ke warga dan dikosumsi, ini salah satu penyebab penyebaran kasus," katanya dikutip Infosemarang.com dari antara, 7 Juli 2023.
Baca Juga: Tegas! Mahfud MD Fokus ke Pidana: Biangnya Panji Gumilang!
Imran menuturkan kasus kematian pertama warga Cinderejo Semanu, Gunung Kidul berinisial WP (72).
Diketahui, WP terlibat dalam proses penyembelihan hewan sapi milik SY pada 22 Mei 2023.
Sebelum meninggal, WP sakit dan dirawat di RS Pati Rahayu dengan keluhan gatal, bengkak dan luka spesifik dengan antraks jenis kulit.
Baca Juga: Tabel Gaji PNS 15 Jabatan Fungsional, Paling Rendah Rp3 Juta, Berapa Tertinggi?
Lalu, pada 3 Juni 2023, WP dirujuk ke Rumah Sakit lebih besar, RSUP Sardjito.
Di sana, WP melakukan pengambilan sampel darah dengan diagnosis suspek antraks.
"Bapak WP meninggal pada 4 Juni 2023," jelas Imran.
Baca Juga: Berapa Kenaikan Gaji PNS Tertinggi Bila Gunakan Sistem Single Salary?
Imran menyebut, bahwa kasus antraks hampir setiap tahun terjadi di Yogyakarta.
Pada tahun 2019, data Kemenkes RI mencatat terdapar 31 satu kasus.
Sementara pada tahun 2022 kasus antraks tercatat 23 kasus, meskipun belum ada laporan kematian.
Baca Juga: Sudah Tayang! Saksikan Drama Korea Revenant' Episode 5, Tayang Jam Berapa? Link Nonton Sub Indo
"Baru pada 2023 ini ada tiga kasus kematian akibat antraks di Indonesia, satu suspek WP karena sudah ada hasil,"
"Sementara dua yang lainnya belum sempat diperiksa karena langsung meninggal," tandas Imran.
Namun dari keterangan tim investigasi di Yogyakarta, dua pasien tersebut diketahui memiliki riwayat kontak dengan sapi yang positif antraks.***