INFOSEMARANG.COM - Kabar kasus mutilasi yang mencengangkan datang dari Sleman, Yogyakarta.
Korban mutilasi Sleman diketahui sebagai mahasiswa di salah satu Universitas di Yogyakarta.
Dari hasil laporan Polisi, ditemukan upaya untuk menghilangkan jejak korban dengan memutilasi dan merebus tubuhnya.
Baca Juga: Profil Indira Ratnasari, Sosok yang Gelar Pernikahan Khusus Anjing dengan Nominal Fantastis
Melansir kana YouTube KompasTV, pelaku dan korban bertemu dan berkenalan di Facebook.
Hal tersebut diungkap oleh Dirreskrimun Polda DIY, Kombes Polisi FX Endriadi pada awak media Selasa, 18 Juli 2023.
Endriardi menuturkan, pelaku dan korban mulanya berkenalan lewat Facebook, dan hubungan mereka sudha terjalin selama 4 bulan.
Baca Juga: Putri Ariani Gercep Komentar Begini Usai Video Cakra Khan Tampil di America's Got Talent 2023 Viral
Korban dan Pelaku terakhir kali bertemu di kos-kosan yang akhirnya menjadi Tempat Kejadian Perkara.
Endriardi juga menyebut, pertemuan korban dan pelaku ini tengah melakukan kegiatan tak wajar, hingga adanya kekerasan berlebihan.
Hal tersebutlah yang menyebabkan kematian atau tewasnya korban.
Baca Juga: Sempat Dibully saat Update Ikut AGT, Cakra Khan Akhirnya Sukses Tampil di America's Got Talent 2023
Berdasarkan pengamatan kepolisian, Pelaku merasa panik lantas memutilasi korban untuk menghilangkan jejak pembunuhan.
Pelaku bahkan dengan sadis memotong tubuh korbannya menjadi bagian-bagian kecil.
Hal tersebut disinyalir dilakukan pelaku untuk menghilangkan sidik jari.
Baca Juga: Fresh Graduate, Intip 5 Jurusan Kuliah yang Siap Diterima CPNS 2023, Formasi Apa?
Kendati demikian, Polisi enggan merinci apa yang dimaksud kegiatan tak wajar tersebut.
Identitas pelaku dan korban mutilasi Sleman
Terdapat dua pelaku dalam kasus mutilasi Sleman ini, satu berinisial W (29) warga Malang, dan RD (38) ber-KTP Jakarta.
Baca Juga: AHY Dibilang Mirip Gibran Rakabuming, Walikota Solo Tolak Tegas Disamakan Gegara Hal Ini
Rupanya, kedua pelaku kini berprofesi sebagai pekerja kuliner.
Korban R merupakan warga Pangkal Pinang, Bangka Belitung, yang merantau di Jogja untuk mengenyang pendidikan S1 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.***