INFOSEMARANG.COM - Berbagai bentuk penipuan melalui internet atau penipuan daring telah jadi fenomena yang sering terjadi akhir-akhir ini.
Salah satunya adalah modus penipuan lowongan pekerjaan melalui platform LinkedIn, di mana para pengguna yang tidak berhati-hati dapat menjadi korban dari serangan phishing.
Mikael Dewabrata, seorang pengguna platform X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter), dan juga memiliki akun HR.D Bacot, telah membagikan pengalaman hampir menjadi korban penipuan phishing melalui tawaran pekerjaan palsu di LinkedIn dalam sebuah rangkaian posting yang menarik perhatian banyak orang.
Baca Juga: 2 Tips Cara Kirim CV Fresh Graduate Tanpa Pengalaman Kerja Tetap Terlihat Profesional
Seperti dilansir dari Antara News, Mikael menceritakan bahwa ia mendapatkan tawaran pekerjaan dari dua merek ternama, Fendi dan L'Oreal.
Tawaran tersebut tidak hanya cocok dengan posisinya, tetapi juga menjanjikan gaji yang sangat menggiurkan.
Namun, kenyataannya adalah bahwa tawaran tersebut hanyalah palsu dan tidak ada hubungannya dengan merek asli Fendi dan L'Oreal.
"Pada awalnya, tawaran ini sangat meyakinkan dan menggiurkan. Saya ditawarkan posisi di perusahaan sekelas L'Oreal dengan gaji tahunan yang besar." tutur Mikael, seperti dikutip Infosemarang.com Senin 14 Agustus 2023.
Baca Juga: Resep Wingko Babat Semarang Enak dan Empuk, Bisa Jadi Ide Usaha Rumahan Loh
Namun, ketika oknum rekruiter yang tidak jujur memanfaatkan nama L'Oreal, ia mengirimkan berkas dengan rincian pekerjaan dan kampanye produk.
Berkas tersebut diunggah dalam format Zip ke akun iCloud.
Mikael mulai merasa curiga ketika ia membuka folder Zip tersebut dan menemukan beberapa file gambar PNG yang hanya menampilkan produk, serta dua file lain dengan ekstensi .exe.
Dengan kecurigaannya, Mikael menolak untuk membuka file-file tersebut.
Setelah ia melakukan pengecekan lebih lanjut, ia menemukan bahwa file tersebut adalah jenis malware Trojan:Win32/Sabsik.TE.B!ml yang berpotensi mencuri kata sandi, informasi kartu kredit, dan data sensitif lainnya.
Walaupun Mikael menolak tawaran pekerjaan tersebut, penipu tetap mendesaknya untuk membuka file .exe yang ada dalam folder tersebut.
Baca Juga: Yuk Lakukan! 7 Langkah Lunasi Hutang Pinjol, Tanpa Gali Lobang Tutup Lobang
Mikael juga mencoba untuk meminta berkas yang sah, namun permintaannya diabaikan oleh penipu tersebut.
Mikael menyadari bahwa penipu ini sebenarnya menggunakan akun orang lain yang telah diretas.
Sebagai tanggapan, ia memberikan peringatan kepada pengguna lain di LinkedIn agar selalu waspada terhadap tawaran pekerjaan yang mencurigakan.
Baca Juga: Rekomendasi Bandeng Presto Semarang yang Wajib Dibawa Pulang Sebagai Oleh-oleh, Ini Daftar Tempatnya
Terutama jika tawaran tersebut datang dengan janji gaji yang terlalu tinggi dan tidak masuk akal.
LinkedIn sendiri telah memberikan beberapa petunjuk mengenai ciri-ciri tawaran pekerjaan palsu dalam pesan penipuan.
Beberapa contoh ciri ini meliputi tawaran pekerjaan dengan gaji yang terlalu fantastis, kesalahan ejaan dan tata bahasa dalam penulisan, pesan yang tidak langsung ditujukan kepada penerima, serta penggunaan alamat email dan situs web yang mencurigakan.
Baca Juga: Iseng Kalungkan Bendera ke Leher Anjing, Pria di Bengkalis Terancam 5 Tahun Penjara
Bentuk penipuan tawaran pekerjaan lainnya mungkin melibatkan permintaan pembayaran di muka.
Penipu sering kali meminta korban untuk mentransfer sejumlah uang di muka dengan janji bahwa mereka akan menerima jumlah yang lebih besar sebagai balasannya.
Karena itu, sangat penting bagi semua orang untuk selalu berhati-hati dan waspada terhadap berbagai bentuk penipuan daring seperti ini.***