INFOSEMARANG.COM-- Fenomena pemaksaan registrasi aplikasi Pinjaman Online (Pinjol) di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta berbuntut panjang.
Imbasnya, Ketua Dewan Mahasiswa (Dema) UIN Raden Mas Said Surakarta sudah dicopot dan kepengurusannya dibekukan pihak Rektorat.
Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) yang sebelumnya bermasalah akibat adanya pemaksaan registrasi aplikasi pinjol pada Mahasiswa Baru (Maba) tetap dilangsungkan.
Tercatat PBAK tersebut dibuka sejak Senin, tanggal 14 Agustus 2023 oleh Rektor Mudhofir Abdullah.
Baru-baru ini beredar sebuah video yang memperlihatkan seseorang tengah berbicara dalam acara PBAK 2023.
Sosok tersebut mengatakan bahwa pinjol adalah sesuatu yang biasa saja.
Dikutip Infosemarang.com dari akun Instagram @uin_rms_shitposting dalam unggahannya.
Baca Juga: VIRAL Gaya Hidup Frugal Living, Apa Itu? Begini Penjelasannya
"yang registrasi maba, yang demo kating, padahal maba biasa aja kan ya," ucap seorang mahasiswa di depan maba peserta PBAK 2023.
Pernyataan itu disambut dengan riyuh sorak sorai dari peserta yang hadir dalam kesempatan tersebut.
Hal ini diduga sebagai provokasi yang dilakukan oleh panitia PBAK kepada Maba.
Baca Juga: Bocoran Kisi-kisi Tes Intelegensia Umum atau TIU SKD CPNS 2023, Yuk Pelajari
Pasalnya panitia PBAK 2023 adalah bentukan dari DEMA yang bermasalah dan sudah dijatuhi hukuman.
Padahal sebelumnya muncul banyak penolakan tentang kebijakan registrasi akun pinjol dalam PBAK UIN RMS.
Sebelumnya, Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan UIN RMS, Syamsul Bakri telah mengkonfirmasi bahwa adanya kerjasama dengan aplikasi pinjol dalam PBAK 2023 murni inisiatif DEMA.
Ia pun menyebutkan pihak DEMA tidak mengkonsultasikan kerjasama tersebut dengan pihak Rektorat.
"Ini murni dari DEMA dan tidak dikonsultasikan terlebih dahulu," kata Syamsul Bakri.
Menurutnya pihak kampus dalam hal ini rektorat sama sekali tidak mengetahui sebelumnya DEMA menggandeng perusahaan pinjol tersebut.***