INFOSEMARANG.COM - Papermob menjadi salah satu agenda yang kekinian banyak dilakukan oleh mahasiswa di berbagai pergurung tinggi.
Biasanya, papermob ini dilakukan ketika masa orientasi mahasiswa baru dengan membentuk berbagai formasi menggunakan sebuah kertas berwarna.
Kertas ini nantinya akan bisa membentuk berbagai macam gambar jika dilihat dari ketinggian.
Baca Juga: Kebiasaan Buruk Mahasiswa Baru yang Harus Segera Diakhiri Jika Ingin Lancar Perkuliahan
Melakukan papermob dengan sukses tentu menjadi kebanggan sendiri bagi mahasiswa baru kampus tersebut dan juga para panitia yang terlibat.
Namun, belum lama ini publik dikejutkan dengan curhatan salah seorang mahasiswa yang mengeluh mendapatkan paksaan dari panitia di kampusnya.
Pasalnya, mahasiswa ini mengaku mendapatkan paksaan harus mencetak sendiri kertas untuk papermob tersebut oleh pihak kampus.
Padahal seperti kita ketahui, mencetak kertas warna harganya jauh lebih mahal dibandingkan hitam putih.
Baca Juga: Panduan Lengkap Membuat CV untuk Mahasiswa Pencari Pekerjaan Part Time, Disertai Contoh!
Curhatan salah seorang mahasiswa ini lantas viral, usai videonya diunggah kembali oleh akun X @kegblgnunfaedah.
"Untuk kampus-kampus ya, papermob kayak gini emang keren, keren banget malah. Cuman masalahnya gini, awal-awal papermob ini cuman buat seru-seruan nggak sih? Sekarang kenapa lo pada malah kayak ajang kompetisi?" ungkap mahasiswa itu.
"Sampe ada yang maksa-maksa mabanya untuk ngeprint apa, kertas segala macam, lagi udah kalau bikin papermob ya elo lah kampus yang bikin sendiri, bukan maba lo suruh ngeprint kertasnya, gila kali bener-bener kacau banget, aduh kampus gue lagi yang ada masalah kayak gitu," imbuhnya.
Seperti kita ketahui, biasanya memang pihak kampuslah yang menyediakan kertas tersebut saat masa orientasi berlangsung.
Namun mahasiswa berikut ini menyayangkan bahwa, makna papermob yang harusnya menjadi ajang seru-seruan antara panitia dan mahasiswa baru kini menjadi bak kompetisi antar kampus.
Tidak sedikit warganet yang kemudian juga ikut heran dan memberikan berbagai tanggapan melalui kolom komentar.
"Kak panitia, mending job cetak mencetak diserahkan ke percetakan aja terus dibudget, daripada bikin mahasiswanya mules mikir mana mahal banget kalau cetaknya tiap individu," ungkap salah seorang warganet.
"Niat cari ilmu malah berakhir pilu," imbuh warganet lain.
"Haduh, dikira nggak butuh duit kalik ya bikin begituan,"timpal warganet lainnya.
Beberapa warganet bahkan penasaran dan mulai mencari tahu kampus manakah yang dimaksud hingga membebankan biaya print kepada mahasiswa demi papermob.
Sampai dengan artikel ini ditulis, curhatan mahasiswa perihal makna papermob yang kini berubah dan menjadi paksaan itu telah viral dan dilihat lebih dari 1,5 juta kali di Twitter.