INFOSEMARANG.COM-- Tradisi Yaa Qawiyyu yang terdapat di Kecamatan Jatinom, Klaten, tengah menjadi sorotan.
Acara puncak Yaa Qawiyyu di Klaten, yaitu penyebaran apam, akan berlangsung pada Jumat 1 September 2023.
Puncak tradisi ini akan ditandai dengan penyebaran apam di Lapangan Klampeyan.
Baca Juga: HASIL AKHIR Live Score Vietnam vs Malaysia Semifinal Piala AFF U-23 2023, Selamat Melaju ke Final!
Apam, kuliner tradisional yang telah berusia empat abad, menjadi ciri khas dari perayaan yang digelar.
Menurut KRT Mohammad Daryanta, Sekretaris Umum Pengelola Pelestari Peninggalan Kyahi Ageng Gribig (P3KAG), pembukaan perayaan adat dan budaya andum atau penyebaran apam Yaa Qawiyyu diadakan pada Kamis 24 Agustus 2023.
"Ketika kondisi normal, kurang lebih apam yang disebarkan 4 ton hingga 5 ton," katanya seperti dikutip Infosemarang.com dari Instagram @infoklaten pada 24 Agustus 2023.
Baca Juga: Empat Hari Hilang, 3 Nelayan Asal Pemalang Diselamatkan Basarnas Jawa Tengah
Serangkaian acara yang diselenggarakan oleh P3KAG mencakup khataman, doa, dan zikir, serta laras madya di kompleks makam Kyahi Ageng Gribig.
Sehari sebelum acara puncak pada Kamis 31 Agustus 2023, akan ada kirab dan penyerahan gunungan apam dari Kantor Kecamatan Jatinom ke Masjid Alit, dilanjutkan ke Masjid Gedhe Jatinom.
Pada malam hari atau malam midodareni, akan ada acara kenduri seni di amphiteater Klampeyan Jatinom.
Baca Juga: Kisi-Kisi Materi SKB CPNS Kejaksaan Untuk Formasi Lulusan SMA, Persiapkan dari Sekarang!
Pertunjukan seni ini menjadi bagian dari rangkaian tradisi Yaa Qawiyyu di Jatinom, Klaten.
Beragam pertunjukan seperti ketoprak, drama, tarian, dongeng, hadrah, dan laras madya akan dihadirkan dalam perayaan ini.
Tradisi ini juga mencakup kegiatan persiapan sehari sebelum acara puncak.
Baca Juga: Bocoran 6 Materi SKB Seleksi CPNS Kejaksaan Formasi Jaksa, Baca Ini dan Pahami!
Warga biasanya memberikan sedekah apam yang akan dibagikan pada Jumat siang.
Sedangkan acara puncak penyebaran apam akan digelar di Lapangan Klampeyan setelah Salat Jumat di Masjid Gedhe Jatinom.
Lokasi lapangan ini berdekatan dengan Masjid Gedhe Jatinom serta kompleks makam Kyahi Ageng Gribig.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, apam akan disebarkan melalui dua menara di tengah Lapangan Klampeyan.
Baca Juga: Ngeri! Indonesia U 23 vs Thailand, Sosok Ini 'Ditakuti' Pelatih Tim Gajah Putih
Selain itu, rangkaian perayaan tradisi Yaa Qawiyyu di Jatinom juga dimeriahkan oleh sejumlah kegiatan selama satu minggu.
Di antaranya, pembukaan saparan di halaman kantor Kecamatan Jatinom pada Kamis (24/8/2023).
Pawai budaya di jalan sepanjang SD Jatinom hingga Pasar Gabus pada Jumat (25/8/2023).
Pawai drumben pada Sabtu (26/8/2023).
Pentas kesenian jathilan di halaman Kantor Kecamatan Jatinom pada Minggu (27/8/2023).
Kesenian Gejog Lesung pada Selasa (29/8/2023).
Pawai gerobak sapi pada Rabu (30/8/2023).
Kirab gunungan apam pada Kamis (31/8/2023).
Puncak sebaran apam di Lapangan Klampeyan pada Jumat (1/9/2023).
Baca Juga: CATAT! Ini Jadwal Resmi Pelaksanaan Seleksi CASN Tahun 2023 Dari BKN, Jangan Sampai Salah Lagi
Yaa Qawiyyu adalah tradisi yang telah berlangsung secara turun temurun di Jatinom, Klaten, selama empat abad.
Tradisi ini merupakan warisan dari Kyahi Ageng Gribig, seorang ulama besar yang menyebarkan agama Islam di Jawa Tengah.
Tradisi ini diambil dari doa yang sering diucapkan oleh Kyahi Ageng Gribig, yang mengandung makna tentang kekuatan dan keberkahan untuk kaum Muslimin.
Dalam perayaan ini, apam menjadi simbol pesan spiritual dan sosial kemasyarakatan.
Apam akan disebarkan di atas panggung menara dengan tujuan untuk mengajak masyarakat untuk saling memaafkan.
Baca Juga: Tiga Pejabat Kasus Suap Bupati Pemalang Jalani Sidang Perdana, Didakwa 6,5 Tahun Penjara
Bentuk bulat dari apam juga melambangkan persatuan dan kesatuan masyarakat.
Penyusunan gunungan apam yang terdiri dari beberapa tingkatan juga memiliki makna yang dalam, mencerminkan jumlah rakaat dalam Salat harian umat Islam.
Dengan demikian, tradisi Yaa Qawiyyu di Jatinom, Klaten, tidak hanya merupakan perayaan budaya, tetapi juga mengandung nilai-nilai spiritual dan sosial yang mendalam.***