INFOSEMARANG.COM -- Imam Masykur (25), seorang pemuda berdarah Aceh. Ia merantau jauh dari Desa Mon Keulayu, Aceh, ke kota Jakarta, dengan harapan mencari kehidupan yang lebih baik.
Bekerja sebagai pedagang di industri kosmetik di Rempoa, Tangerang Selatan, Imam Masykur adalah contoh perjuangan keras seorang pemuda di tengah kota besar.
Namun, takdir tragis menanti di balik penantian itu.
Diculik dan Dianiaya: Motif Pemerasan yang Mengerikan
Pada tanggal 12 Agustus 2023, nasib malang menerpa Imam. Ia diculik dan dianiaya oleh tiga anggota TNI, salah satunya adalah Praka RM, seorang anggota Paspampres.
Motif di balik perbuatan keji ini adalah pemerasan, merenggut hak hidup seorang pemuda untuk mendapat tebusan Rp 50 juta.
Ditemukan Tewas: Akhir yang Tragis di Sungai Cibogo
Kisah ini tak berakhir dengan kejadian itu. Pada tanggal 18 Agustus 2023, jasad Imam Masykur ditemukan di Sungai Cibogo, Karawang, Jawa Barat.
Ia telah pergi untuk selamanya, meninggalkan duka yang mendalam di hati keluarga dan kekasihnya, Yuni Mauliza.
Melalui akun TikTok-nya, Yuni pun mengunggah foto ketika memeluk peti jenazah sang kekasih.
"Selamat jalan sayang, surga menantimu Allah lebih menyayangimu. Kamu sudah tenang tidak ada lagi yang menyakitimu. Semoga keadilan di negara ini berpihak pada kita," tulisnya.
Baca Juga: Beredar Video Mbak Rara Coba Turunkan Hujan di Jakarta untuk Basmi Polusi, Apakah Berhasil?
Panggilan Ikhlas di Tengah Kesedihan
Dalam momen mengharukan lainnya, Yuni, seorang individu yang hadir di kehidupan Imam, menangis dalam ambulans yang membawa jenazah.
Dalam curahan hati yang penuh pilu, Yuni mengucapkan kata-kata terakhir untuk sang kekasih.
"Terima ga terima tetap harus ikhlas, pergi mu begitu cepat sayang.
Tugasmu disini sudah selesai sayang, kamu sudah tenang, Allah lebih menyayangimu, sekarang kita pulang negara ini sungguh kejam untukmu sayang.
Semoga keadilan tetap berpihak padamu dengan seadil-adilnya hukum di negara ini
Tapi lain lagi rencana Tuhan kita tidak dijodohkan didunia ini kita hanya dipertemukan saja.
Doa terbaik menyertaimu, kamu diperlakukan bagaikan nyawa tidak berharga sama sekali bagi mereka
Dengan tanpa disadari jalan mu ke surga sudah ditunjukkan oleh mereka yang tidak layaknya disebut manusia."
Pengguna media sosial merespons dengan penuh empati. Komentar-komentar penuh doa dan harapan mengalir di kolom postingan Yuni, menunjukkan solidaritas dalam meminta keadilan untuk Imam Masykur.***