INFOSEMARANG.COM - Kasus penganiayaan yang melibatkan Praka Riswandi Manik dari Paspampres dan dua anggota TNI terhadap pemuda Aceh Imam Masykur mengarah pada aktivitas ilegal dalam penjualan obat terlarang.
Seperti yang telah diberitakan secara luas, kelompok ini menggunakan penjualan obat terlarang sebagai dalih untuk menculik dan menyiksa Imam Masykur, dengan maksud untuk mendapatkan tebusan sebesar Rp50 juta.
Dalam merespons peristiwa ini, mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais), Soleman B Ponto, memberikan pandangannya tentang kasus tersebut.
Baca Juga: Lahiran Pakai BPJS, Ini 5 Dokumen Wajib yang Dibawa saat Persalinan
Soleman B Ponto menjelaskan bahwa penculikan Imam Masykur dilakukan karena tidak hanya terkait dengan penjualan kosmetik, melainkan juga penjualan obat-obatan lainnya.
"Selain menjual kosmetik, ada juga penjualan obat lain yang menjadi bagian dagangannya," ujar Soleman saat berbicara dalam sebuah acara di Metro TV, seperti yang dikutip oleh Infosemarang.com pada Rabu, 30 Agustus 2023.
Soleman kemudian menjelaskan lebih lanjut bahwa Praka Riswandi Manik dan kedua rekannya dari TNI telah ditugaskan oleh seseorang yang mengetahui tentang keberadaan toko yang menjual obat-obatan terlarang. Tujuan dari tugas ini adalah untuk meminta kompensasi.
Baca Juga: 5 Minuman Pembersih Paru-paru, Tetap Sehat di Tengah Kualitas Udara yang Buruk!
"Para pelaku ini ditugaskan oleh pihak yang mengetahui bahwa kamu terlibat dalam penjualan barang-barang terlarang. Oleh karena itu, kamu harus memberikan kompensasi," jelasnya.
Soleman menegaskan bahwa karenanya, baik pelaku maupun korban tidak memiliki hubungan personal sebelumnya.
"Peran tiga pelaku ini adalah menjalankan tugas yang telah diberikan kepada mereka, dan itulah sebabnya mereka tidak saling kenal," ungkapnya.
Baca Juga: WOW! Anime Naruto Dikabarkan Akan Dibuat Live Action, Penggemar: Turunkan Ekspektasi
Terkait dengan dugaan adanya pihak yang berperan sebagai dalang di balik kasus ini, Soleman menyatakan bahwa meskipun tidak yakin mengenai pelaku intelektual, namun dia percaya bahwa ada pihak yang mengendalikan jalannya peristiwa ini.
"Meskipun tidak bisa dipastikan apakah ada aktor intelektual atau tidak, yang pasti dalam kasus ini terdapat pihak yang mengendalikan situasi," tuturnya.
Kasus tewasnya pemuda Aceh bernama Imam Masykur viral dan jadi sorotan setelah sebuah video penyiksaan seseorang yang di dalam mobil.
Kini kasus tewasnya Imam Masykur tengah dalam tahap penyelidikan, pihak keluarga korban juga telah menunjuk tim Hotman 911 sebagai kuasa hukum mereka.***