INFOSEMARANG.COM - Curhat pasien BPJS diduga ditelantarkan di salah satu rumah sakit umum Pontianak kini tengah ramai diperbincangkan oleh publik.
Baru-baru ini, pasien BPJS bernama Maidi Azam yang juga seorang TikTokers disabilitas asal Pontianak tersebut menjadi narasumber di podcast YouTube dr Richard Lee.
Maidi Azam kepada dr Richard Lee menceritakan pengalamannya hingga harus kehilangan kedua tangannya akibat kecelakaan kerja.
Baca Juga: Lahiran Pakai BPJS, Ini 5 Dokumen Wajib yang Dibawa saat Persalinan
Pria tersebut mengatakan jika ia terkena setrum saat masih berprofesi sebagai kuli bangunan di tahun 2022.
Awalnya ia diminta untuk memasang baja ringan di sebuah tempat cuci mobil, namun malang nasib Maidi sebab ia tak sengaja terkena kabel dengan tegangan tinggi.
"Baja ringan yang saya pasang kena kabel tegangan tinggi, setelah itu tangan saya hangus terbakar kemudian saya tidak sadarkan diri,"ungkapnya
Ketika sadar, Maidi sudah terbangun di salah satu rumah sakit swasta Pontianak.
Maidi mengatakan jika kedua tangannya belum diamputasi namun sudah sempat dioperasi pasca kecelakaan kerja tersebut.
“Disitu saya sudah di rumah sakit, tangan saya udah di operasi dengan diiris buat hilangkan darah bekunya... Belum diamputasi masih bisa ngerasaain” ungkapnya.
Sebab karena keterbatasan biaya, Maidi akhirnya pindah ke rumah sakit negeri atas inisiatif keluarga dengan harapan mampu menggunakan fasilitas dari BPJS.
“Di situkan mahal ya harganya per malam, kalo gak salah 2 hari itu Rp 25 juta atau Rp 20 juta. Jadi saya bersama keluarga berinisiatif pindah ke rumah sakit negeri yang pake kartu BPJS,” imbuhnya.
Rumah sakit yang ia sambangi di Pontianak terbilang besar, awalnya Maidi juga tak mengira jika kedua tangannya yang tersengat listrik itu akibatnya begitu fatal.
“Jadi bawa ke rumah sakit yang bisa pakai BPJS, yang terbesar juga itu rumah sakitnya, sampai disana ternyata pelayanannya kurang baik, dibiarkan begitu saja selama 12 hari, gak ada solusinya,” ungkapnya.
Ketika berada di rumah sakit swasa, Maidi masih bisa merasakan gerakan pada kedua tangannya yang terluka usai kecelakaan kerja.
Namun di rumah sakit umum, Maidi justru tak mendapatkan pelayanan baik dan disebut operasi sebelumnya kurang berjalan lancar sehingga dilakukan operasi kembali.
Baca Juga: Berapa Lama Pencairan Dana BPJS Ketenagakerjaan Cair di Bank BCA?
Parahnya, usai operasi kedua dilakukan dan adanaya irisan baru, kedua tangan Maidi justru mati rasa lalu menghitam.
“Gak ada pelayanan rasanya karena gak ada solusi, saking berasa sakitnya saya udah pasrah. Amputasi ya amputasi aja tapi gak ada solusi,” tuturnya.
Dinilai tak dapat penanganan serius, Maidi akhirnya berniat kembali ke rumah sakit swasta yang sebelumnya menangani dirinya.
“Disitu marah (pihak Rumah Sakit Umum), ‘Gak boleh suka-suka, gak boleh keluar dari rumah sakit’, saya bukan suka-suka saya bilang, ‘Saya udah 12 hari disini Cuma gak ada solusi, entah amputasi atau obat, hanya infus, dokternya datang 2-3 kali selama 12 hari,” tutur pria tersebut.
Baca Juga: Cara Bayar Iuran BPJS Ketenagakerjaan, Bisa Melalui Mitra Agregator Tak Perlu ke Bank
Mendengar jawaban Maidi tersebut, dr Richard Lee kemudian terkejut sekaligus tertawa.
“Gak ada tuh solusi dari mereka kita akan amputasi atau apa?” tanya dr Richard Lee.
Dirinya sempat mendapat solusi dari pihak rumah sakit umum mengenai amputasi tangan.
Kendati demikian, Maidi lantas kembali emosi sebab diminta menunggu waktu amputasi yang tak tentu padahal kondisi tangan pria tersebut sudah mulai membusuk.
“Saya udah gak mikirin itu, BPJS bikin apa? Toh BPJS dipakai juga seperti ini pelayanannya. Saya bilang saya mau pulang aja, gak bilang mau pindah,” ungkap Maidi.
Baca Juga: Langkah dan Dokumen untuk Mencairkan Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan dalam Berbagai Situasi
Akhirnya dengan biaya cukup mahal, Maidi datang kembali ke rumah sakit swasta untuk mendapatkan tindakan amputasi secepatnya.
dr Richard Lee mendengar kisah Maidi mengaku masih terheran-heran, dan berharap jika fasilitas sejumlah instansi terkait di kemudian hari khususnya pelayanan penggunaan BPJS semakin membaik.
“Pada instansi terkait, didengarkanlah ini ya. Dari saya koas, sampai detik sekarang, 13-14 tahun, masih gak ada perubahan seperti itu ya, didengarkanlah kadang-kadang kita gak punya opsi lain dan BPJS itu adalah salah satu opsi yang luar biasa tapi kalo BPJS mau memperpanjang penderitaan ya untuk apa,” tutur dr Richard Lee.