Gerhana Matahari 20 April 2023 Bakal Jadi Pembuktian Hisab Hakiki Wujudul Hilal Versi Muhammadiyah

Ilustrasi Gerhana Matahari. (Sumber : Vector Illustration)

INFOSEMARANG.COM -- Fenomena alam Gerhana Matahari Hibrida erat kaitannya dengan metode penghitungan bulan dari Muhammadiyah, hisab hakiki wujudul hilal.

Fenomena Gerhana Matahari Hibrida yang langka ini bisa disaksikan di Indonesia khususnya di wilayah timur, tepatnya di Laut Timor yang berada di sebelah tenggara Pulau Timor.

Selain itu akan ada fenomena Gerhana Matahari Total yang bisa disaksikan langsung di beberapa wilayah di Indonesia.

Di antaranya pulau kisar, Batumerah, Area Tanjung Batukasang, Pulau Manawoka, Pulau Karas, dan Area teluk Cendrawasih.

Baca Juga: Daftar 49 Lokasi dan Imam & Khatib Salat Id di Kota Semarang, Jumat 21 April 2023

Untuk daerah di luar jalur tersebut dari Sabang sampai Merauke bisa melihat langsung fenomena Gerhana Matahari Sebagian.

Lalu apa hisab hakiki wujudul hilal versi Muhammadiyah?

Dikutip infosemarang.com dari muhammadiyah.or.id, hisab hakiki dengan kriteria wujudul hilal adalah matahari terbenam lebih dahulu daripada bulan walaupun hanya berjarak satu menit atau kurang.

Ide ini berasal dari pakar falak Muhammadiyah Wardan Diponingrat berdasarkan Surat Yasin ayat 39-40 dan perangkat lain seperti hadits, konsep fikih lainnya dan dibantu ilmu astronomi.

Kaitannya konsep ini dengan fenomena alam ini yakni, Gerhana matahari terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi berada dalam satu garis lurus.

Posisi saat matahari dan bulan mengalami konjungsi atau ijtimak ini dianggap sebagai penentuan bulan baru.

Menurut konsep hisab, apabila hari ini terjadi gerhana matahari di antara waktu pagi hingga siang, maka esok hari sudah masuk bulan baru hijriah karena hilal sudah di atas ufuk.

Baca Juga: Kota-kota di Indonesia Ini Bisa Lihat Gerhana Matahari Hibrida 20 April 2023

Sebaliknya jika gerhana matahari terjadi pada sore, maka esok hari belum memasuki bulan baru karena hilal masih di bawah ufuk.

Pemerintah sendiri menggunakan metode dari Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) untuk menentukan penanggalan Hijriah.

Sidang isbat penentuan 1 Syawal 1444 H akan digelar pada Kamis 20 April 2023.

(*)

 

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI