Sekjend Hasto Kristiyanto : PDIP Sebut Dirinya Partai Kiri Tapi Bukan Komunis

Pernyataan Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto. (Sumber : Dok. PDIP)

INFOSEMARANG.COM- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, mengklarifikasi orientasi politik partainya sebagai berhaluan kiri dengan penekanan pada progresivitas, bukan sebagai partai berideologi sosialis atau komunis.

Hasto menjelaskan bahwa dalam pengelompokan partai politik, terdapat tiga jenis: kanan, tengah, dan kiri.

Meskipun PDIP dikategorikan sebagai berhaluan kiri, Hasto menegaskan bahwa partai tersebut berpegang pada progresivitas, bukan sosialisme atau komunisme.

Baca Juga: Kesbangpol Jawa tengah: Solo Raya Termasuk Daerah Rawan Konflik Politik pada Pemilu 2024

Dikutip Infosemarang.com dari Antara, Hasto menyebutkan.

"Cerminannya progresif. Progresif itu kiri, itu dalam konstelasi politik. Jadi kalau yang belajar dasar-dasar teori politik maka konfigurasi politik di manapun itu selalu right (kanan), centre (tengah), dan left (kiri)," ujar Hasto seperti dikutip Infosemarang.com pada 11 September 2023.

Hal itu disampaikan saat membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) PDIP Banten di Kantor DPD PDIP Banten, Serang, Minggu (10/9/2023).

Baca Juga: Sinopsis Film Horor Terbaru "Lampir", Bakal Tayang di Bioskop Akhir Tahun 2023

"Right itu adalah konservatif; tengah itu centre yang meramu catch all party, partai dengan target semua tanpa diferensiasi ideologis yang jelas; kalau yang kiri itu progresif, kiri itu bukan komunis bukan sosialis," tambahnya.

Hasto juga mencoba mengelompokkan partai-partai lain di Indonesia sesuai dengan konfigurasi kanan, tengah, dan kiri.

Ia menjelaskan bahwa PDIP berada di tengah menuju kiri, sementara partai seperti PKS berada di tengah menuju kanan, dan Golkar berada di tengah.

Baca Juga: Pelatih Timnas Jerman Hansi Flick Dipecat Usai Tumbang Dari Jepang 1-4

Hasto mengklaim bahwa meskipun partai-partai tersebut berbeda orientasi politik, semuanya tetap menghormati Pancasila dengan makna yang sama.

Perbedaannya terletak pada pendekatan untuk merombak sistem yang dianggap mengeksploitasi banyak orang.

"Maka itu progresif. Tidak bisa menghilangkan pengisapan penjajahan dengan cara nuwun sewu," lanjutnya.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Muncul di Tayangan Azan Maghrib, PDIP: Bukan Politisasi Agama

"Penjajah mau menjajah, silakan pergi dari tanah air. Tidak bisa dengan cara-cara seperti itu. Keadilan sosial itu juga progresif," jelas Hasto.

Sementara itu, partai kanan menekankan pada nilai-nilai fundamental ketuhanan. "Maka itu dari tengah ke kanan. Kira-kira begitu penempatannya," pungkasnya.***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI