INFOSEMARANG.COM - Setiap tahun, bulan September menjadi momen perayaan HUT ke-343 Kartasura yang berlangsung selama hampir 7 hari 7 malam, dipenuhi dengan berbagai acara meriah.
Meskipun acaranya penuh semangat, namun tampaknya pemerintah kurang memberikan perhatian yang sebanding pada kecamatan yang memiliki potensi besar ini.
Ketika kita merenung sejarahnya, Kartasura memiliki peran penting sebagai akar dari peradaban Keraton Surakarta dan Yogyakarta.
Baca Juga: WordPad Segera Dimatikan Setelah 28 Tahun, Microsoft Rekomendasikan Untuk Beralih ke Aplikasi Ini
Bahkan, tempat ini dahulu pernah menjadi tempat tinggal pemimpin Kerajaan Mataram Islam.
Namun, kontribusi Kartasura yang telah berubah dari sebuah wilayah bersejarah menjadi pusat ekonomi Kabupaten Sukoharjo sepertinya belum mendapat perhatian serius dari pemerintah.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Sukoharjo sangat peduli terhadap masalah ini.
Baca Juga: Cara Mengatasi WIFI Tersambung Tapi Internet Tidak Tersedia 'Connected Without Internet'
Fierdha Abdullah Ali, ketua umum HMI Sukoharjo, melihat perayaan HUT Kartasura seharusnya bukan hanya sebatas acara meriah semata.
Menurutnya, usia 343 tahun adalah momen yang tepat bagi sebuah kecamatan seperti Kartasura untuk merdeka dan mandiri dari Kabupaten Sukoharjo.
"Jika dilihat dari lokasinya, Kartasura memiliki posisi yang sangat strategis, seperti segitiga emas yang menghubungkan Semarang, Solo, dan Yogyakarta," ujar Ketum HMI Sukoharjo.
Baca Juga: VIRAL Anak Balita Diajak Orangtuanya Mendaki Gunung Kerinci, Warganet: Bapak Ibunya Sudah Expert
Ali menjelaskan bahwa pernyataannya bukan tanpa alasan, terutama setelah adanya fasilitas infrastruktur yang memadai, seperti tol trans Jawa yang salah satu gerbangnya berada di Kartasura.
Namun, dari sisi lain, Ali merasa bahwa Kartasura yang kaya akan sejarah masih minim mendapat perhatian dari pemerintah.
"Kartasura memiliki banyak situs bersejarah, tetapi mendapat perhatian yang sangat terbatas dari pemerintah, terutama Pemda Sukoharjo," ungkap Ali.
Ali juga menyoroti masalah infrastruktur, termasuk kualitas jalan, penerangan, dan kemacetan lalu lintas yang belum sepenuhnya diselesaikan oleh pemerintah daerah.
Perhatian terhadap wilayah yang berbatasan dengan Colomadu dan Kota Surakarta ini, hanya tampak saat mendekati pemilu.
"Diperhatikan, tapi hanya saat momen-momen pemilu," katanya.
Ali sangat menyesal melihat minimnya perhatian pemerintah terhadap Kartasura, padahal menurutnya, wilayah seluas 1.923 hektar ini memiliki potensi besar.
Baca Juga: Jadwal Rute Penerbangan Denpasar-Semarang PP Mulai 26 September 2023, Gratis Bagasi 20 Kg
"Kartasura bisa berkembang lebih baik jika diubah menjadi Kota Madya, mengingat sudah ada terminal, dua kampus besar, lima rumah sakit besar, enam pasar tradisional, tiga pusat perbelanjaan modern, dan menjadi salah satu akses menuju bandara," ungkapnya.
Tahun 2023 ini, Kartasura bahkan menjadi salah satu penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) tertinggi ketiga, setelah kecamatan Grogol dan kecamatan Sukoharjo.
Terakhir, Ali dan HMI Sukoharjo berharap agar Kartasura segera memerdekakan diri dari Kabupaten Sukoharjo.
Baca Juga: Jadwal KA Banyubiru Solo Semarang September 2023, Kereta dengan Rute Bersejarah
"Semoga perayaan HUT ke-343 ini menjadi momentum untuk Kartasura merdeka dan menjadi Kota Madya," pungkasnya.***