INFOSEMARANG.COM - Titik api di Tempat Pembuangan Akhir atau TPA Putri Cempo Solo masih tersisa sekitar 30 persen setelah berbagai upaya pemadaman telah dilakukan, kata petugas pemerintah daerah.
Menurut Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Kota Surakarta, Gatot Sutanto, metode pengeboman air (water bomb) telah terbukti cukup efektif dalam memadamkan kebakaran di fasilitas penanganan sampah tersebut.
Ia menjelaskan bahwa upaya pemadaman kebakaran menggunakan pengeboman air juga tidak mengancam keselamatan petugas pemadam.
Baca Juga: Soal Kondisi TPA Jatibarang, Wali Kota Semarang Sebut Butuh Waktu Seminggu Untuk Pulih
"Menggunakan personel darat akan membahayakan. Setiap kali kita menggunakan metode penyiraman, ada kemungkinan rontokan sampah yang bisa berbahaya." ungkap Gatot, dikutip Infosemarang.com dari AntaraNews 19 September 2023
Gatot menjelaskan bahwa dalam setiap penerbangan, satu helikopter yang dimiliki oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mampu mengangkut antara 3.000 hingga 4.000 liter air untuk digunakan dalam pengeboman air.
"Ini adalah kapasitas angkut satu kali. Rencana pemadaman dengan pengeboman air akan terus dilakukan hingga api benar-benar padam," tambahnya.
"Awalnya, kami berencana mengambil air dari Bendung Maret Tirtonadi, namun karena ada kendala, akhirnya kami harus mengambil air dari Bengawan Solo," lanjut Gatot.
Gatot juga mengungkapkan bahwa pemadaman kebakaran di bagian utara dan timur TPA Putri Cempo cukup sulit karena akses ke area tersebut terbatas.
"Pemadaman di area tersebut mulai menunjukkan kemajuan, meskipun memang sulit karena topografinya yang bergelombang," sambungnya.
Baca Juga: Hari Kedua Kebakaran di TPA Jatibarang: BPBD Kota Semarang Dirikan Tenda Darurat dan Buat Dapur Umum
Menurut Gatot cakupan pemadaman titik api lebih efektif lantaran cakupannya bisa sampai 4 meter.
"Dengan water bomb cakupannya bisa mencapai empat meter lebih dalam satu kali penyiraman," jelasnya.***