6 Cara Rasulullah Merayakan Lebaran Idul Fitri, Harus Diteladani Setiap Muslim

ilustrasi perayaan Idul Fitri pada zaman Rasulallah (Sumber : freepik)

INFOSEMARANG.COM - Perayaan lebaran Idul Fitri kerap memiliki tradisi yang berbeda-beda di setiap negara atau bahkan daerah.

Tradisi dan budaya Idul Fitri biasanya turun-temurun dari kebiasan orang-orang setempat.

Seperti di Indonesia misalnya, mudik lebaran dan arak-arakan malam takbiran menjadi salah satu tradisi ketika momen Idul Fitri.

Baca Juga: Song Joongki Liburan ke Roma, Istri Pamerkan Baby Bump ke Paparazi

Lalu, bagaimanakah dulu Rasulallah SAW merayakan Idul Fitri? Berikut sejarahnya.

1. Mengumandangkan takbir

Diriwayatkan bahwa Rasulallah mengumandangkan takbir pada malam terakhir Ramadhan hingga pada pagi hari 1 Syawal. Hal ini sesuai dengan apa yang disebutkan Allah SWT dalam firmannya dalam alquran surat al-baqarah ayat 185:

"Dan hendaklah kamu sempurnakan bilangan puasa serta bertakbir (membesarkan nama Allah) atas petunjuk yang telah diberikan-nya kepadamu. Semoga dengan demikian kamu menjadi umat yang bersyukur,".

2. Menggunakan pakaian terbaik

Rasulullah mandi, memakai wangi-wangian dan mengenakan pakaian terbaik yang dimilikinya. Kisah ini terekam dalam hadist yang diriwayatkan Al Hakim.

Baca Juga: Song Joongki Liburan ke Roma, Istri Pamerkan Baby Bump ke Paparazi

3. Makan sebelum salat Idul Fitri

Berbeda dengan Hari Raya Idul Adha yang disunahkan berpuasa sebelum salat ied, pada Hari Raya Idul Fitri justru diharamkan untuk berpuasa.

Dalam kitab-kitab fiqih disebutkan bahwa berniat tidak puasa pada hari Idul Fitri, itu pahalanya seperti orang yang sedang puasa di hari-hari yang tidak dilarang.

Sebelum salat Idul Fitri, Rasulullah biasa memakan kurma dengan jumlah yang ganjil 3, 5 atau 7 butir. Dalam sebuah hadist disebutkan pada waktu Idul Fitri Rasulullah tidak berangkat ke tempat salat sebelum memakan beberapa buah kurma dengan jumlah yang ganjil.

4. Pilih rute jalan berbeda setelah salat Idul Fitri

Rasulullah menunaikan salat Idul Fitri bersama dengan keluarga dan sahabat-sahabatnya, baik laki-laki perempuan ataupun anak-anak.

Rasulullah memilih rute jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang dari tempat diberlangsungkannya salat Idul Fitri.

Rasulullah juga mengakhirkan pelaksanaan salat Idul Fitri, biasanya pada saat matahari sudah setinggi tombak atau sekitar 2 meter. Hal ini dimaksudkan agar umat Islam memiliki waktu yang cukup untuk menunaikan zakat fitrah.

Baca Juga: 23 Ucapan Sungkem Lebaran pada Orangtua Pakai Bahasa Jawa Krama

5. Mendatangi tempat keramaian

Suatu ketika saat hari raya Idul Fitri, Rasulullah menemani Aisyah mendatangi sebuah pertunjukan atraksi tombak dan tameng.

Bahkan saking asyiknya, sebagaimana hadist riwayat Ahmad, Bukhari dan Muslim, Aisyah sempat menjengukan atau memunculkan kepala di atas bahu Rasulullah, sehingga dia bisa menyaksikan permainan itu di atas bahu Rasulullah dengan puas.

6. Mengunjungi rumah sahabat

Tradisi silaturahmi saling mengunjungi saat hari raya Idul Fitri sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Ketika Idul Fitri tiba, Rasulullah mengunjungi rumah para sahabatnya. Begitu pun para sahabatnya.

Baca Juga: Hari Kartini 21 April, Simak Sejarah dan Perjalanan Hidupnya Perjuangkan Emansipasi Perempuan

Pada kesempatan ini Rasulullah dan sahabatnya saling mendoakan kebaikan satu sama lain, sama seperti yang dilakukan umat Islam saat ini datang ke tempat sanak famili dengan saling mendoakan pada saat Idul Fitri.***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI