INFOSEMARANG.COM -- Hingga kini, tingginya harga beras masih menjadi sorotan publik.
Pasalnya, memang sebagian besar masyarakat Indonesia mengonsumsi nasi yang berasal dari beras ini sebagai makanan pokok sehari-hari.
Namun di sisi lain, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian menyarankan kepada masyarakat untuk melakukan diversifikasi pangan.
Baca Juga: Jadwal Piala Dunia U 17 Indonesia Lengkap hingga Final
Apa yang dimaksud dengan diversifikasi pangan ini?
Diversifikasi pangan dapat diartikan sebagai upaya untuk mendorong masyarakat agar memvariasikan makanan pokok yang dikonsumsi sehingga tidak terfokus pada satu jenis saja.
"Saran saya untuk kita semua warga Indonesia, kuncinya salah satunya selain stok, adalah diversifikasi pangan. Tolong ditekankan betul, diversifikasi pangan. Jadi tidak hanya andalkan beras, makanan pokok, tapi juga yang karbo-karbo yang lain, kita banyak sekali potensi, negara sebesar Indonesia ini," kata Tito saat ditemui di Kantor Kemenkeu, Selasa (3/10/2023).
Dalam kondisi ini, Tito Karnavian pun kemudian menyarankan supaya masyarakat mulai menggeser dan mengubah kebutuhan makanan pokok yang awalnya terhadap beras, kini dapat diganti dengan makanan pokok lainnya.
Baca Juga: Marc Marquez Bakal Hengkang dari Honda Usai MotoGP 2023, Siapa Kandidat Penggantinya?
"Saya pernah tugas di Indonesia bagian tengah dan timur saya paham. Ada papeda sagu, jagung, keladi talas itu ya, itu juga enak-enak, semua itu. Ada sweet potato, ubi jalar, ada sorgum, ada sukun, banyak sekali yang bisa jadi pengganti bahan pokok dan itu sehat," ujarya.
Tak hanya itu, ia pun juga menjelaskan bahwa sebenarnya beberapa jenis beras banyak mengandung gula.
Sehingga dapat disebut pula bahwa hal itu juga kurang bagus untuk kesehatan.
Justru makanan pengganti beras yang disebutkannya sebelumnya tadi menurutnya lebih sehat. ***