INFOSEMARANG.COM -- Dini Sera Afrianti alias Andini (27), yang diduga menjadi korban pembunuhan oleh Gregorius Ronald Tannur alias Ronald, anak anggota DPR RI dari Fraksi PKB, sudah lebih dari satu dekade tidak kembali ke kampung halamannya di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Menurut Ketua RT 12 Kampung Gunung Guruh Girang, Saepudin, ia terakhir kali melihat korban sekitar 12 tahun yang lalu saat masih menjadi pelajar.
Korban pergi dari rumah keluarganya di Kampung Gunung Guruh Girang, Desa Babakan, Kecamatan Cisaat, dan tidak pernah kembali. Kini, saat akhirnya pulang, Dini telah meninggal dunia.
Baca Juga: Update Kebakaran TPA Jatibarang: Asap Masih Pekat, Kadis Damkar Semarang Sempat Pingsan di Lokasi
"Terakhir saya melihat korban sekitar 12 tahun yang lalu, saat masih menjadi pelajar. Setelah itu, pergi dari rumah keluarganya di Kampung Gunung Guruh Girang, Desa Babakan, Kecamatan Cisaat dan tidak pulang-pulang. Sayangnya pas pulang sudah meninggal dunia," kata Ketua RT 12 Kampung Gunung Guruh Girang Saepudin dikutip dari Amtara.
Jenazah Dini tiba di rumah duka pada Jumat, 6 Oktober 2023 pagi sekitar pukul 04.00 WIB setelah pihak keluarga menjemputnya dari Surabaya.
Jenazahnya disemayamkan beberapa jam sebelum dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Babakan, yang hanya berjarak sekitar 300 meter dari rumahnya.
Sekitar pukul 08.00 WIB, jenazah Dini yang nyawanya direnggut oleh pacarnya berinisial R usai pesta di salah satu klub hiburan malam di Surabaya dibawa ke TPU Babakan.
Penyebab kematian Dini ini baru terungkap setelah salah seorang pihak keluarga korban memberitahu bahwa sebelum meninggal, Dini dan pacarnya sempat mengunjungi klub malam di Surabaya.
Baca Juga: Pengakuan Otto Hasibuan Ungkap Alasan Jessica Wongso Tetap Pilih Bui 20 Tahun Dibanding Grasi
Sang pacar yang merupakan anak anggota DPR RI tega menganiaya Dini hingga tewas dengan kekejaman yang luar biasa.
"Untuk kasus yang dialami korban, saya kurang paham. Namun yang saya tahu Dini tidak pulang-pulang ke kampung dan selama itu tidak ada kabar tentang dirinya dan tahu-tahu pulang sudah dalam kondisi meninggal," tambahnya.
Saepudin mengakui tidak mengetahui sifat Dini secara mendalam, terutama karena saat ia masih tinggal di Kampung Gunung Guruh Girang, usianya masih sangat muda dan masih bersekolah.
Sebelumnya, kasus penganiayaan yang menyebabkan kematian janda muda asal Kabupaten Sukabumi ini terjadi setelah korban dan pacarnya yang sama-sama terpengaruh minuman keras bertengkar di salah satu tempat hiburan malam di Surabaya.
Diduga karena pengaruh minuman keras, pacar korban secara brutal menganiaya Dini hingga meregang nyawa. Bahkan, jasad perempuan cantik ini dimasukkan ke dalam bagasi mobil milik terduga pelaku.***