Apa Itu Copycat Suicide, Hal yang Bisa Jadi Pemicu Seseorang Mengakhiri Hidup

Ilustrasi | Dampak depresi pada remaja (Sumber : Freepik/jcomp)

INFOSEMARANG.COM - Bertepatan dengan Hari Kesehatan Mental Indonesia, publik pada Selasa (10/10/2023) kemarin dikejutkan dengan berita mahasiswi UNNES yang nekat mengakhiri hidup dengan melompat di salah satu mall Semarang.

Korban NJW bahkan sebelum meninggal sempat menuliskan surat yang ditujukan kepada kedua orang tuanya.

Dalam surat itu NJW mengaku sudah tak kuat lagi dan meminta maaf kepada ayah dan ibunya.

Baca Juga: Jadwal 32 Besar Arctic Open 2023: 5 Wakil Indonesia Tanding, Ada Derbi Pram/Yere vs Fikri/Bagas

Dikutip dari laman Hello Sehat, aksi bunuh diri sebagian besar dilakukan oleh orang yang memiliki gangguan kesehatan mental dan kebetulan kurang mendapatkan penanganann yang tepat.

Bahkan Copycat Suicide bisa menjadi pemicu seseorang ingin ikut mengakhiri hidup yang harus diwaspadai.

Copycat Suicide sendiri merupakan tindakan ingin mengakhiri hidup usai melihat atau mendengar berita bunuh diri yang dilakukan oleh orang lain .

Penyebab Copycat Suicide

Baca Juga: Nah Lho! Ini 8 Tanda Kamu Termasuk Orang yang Toxic, Salah Satunya Sering Menyalahkan Orang Lain

Penyebab copycat suicide belum sepenuhnya dipahami oleh para ahli. Namun, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya copycat suicide, yaitu:

Pemberitaan media massa yang berlebihan

Pemberitaan media massa yang berlebihan tentang kasus bunuh diri dapat meningkatkan risiko copycat suicide. Hal ini karena pemberitaan yang berlebihan dapat membuat bunuh diri tampak lebih glamor dan mudah dilakukan.

Baca Juga: Beredar Isi Surat Mahasiwi Unnes Tewas Diduga Lompat dari Mall Paragon Semarang, Mengaku Sudah Tak Kuat Lagi..

Identifikasi diri dengan korban

Seseorang yang mengidentifikasi diri dengan korban bunuh diri, baik secara fisik maupun psikologis, berisiko lebih tinggi untuk melakukan copycat suicide. Hal ini karena mereka merasa memiliki kesamaan dengan korban dan merasa bahwa bunuh diri adalah cara yang tepat untuk menyelesaikan masalahnya.

Gangguan kesehatan mental

Orang yang memiliki gangguan kesehatan mental, seperti depresi, gangguan bipolar, atau skizofrenia, berisiko lebih tinggi untuk melakukan bunuh diri. Gangguan kesehatan mental dapat membuat seseorang merasa putus asa dan tidak memiliki harapan hidup.

Baca Juga: Ngakak! Jelang MotoGP Mandalika 2023, Maverick Vinales Malah Minta Pinjam Seratus

Berikut beberapa langkah pencegahan copycat suicide yang bisa dilakukan:

Pemberitaan media massa yang bertanggung jawab

Media massa perlu memberikan pemberitaan tentang kasus bunuh diri secara bertanggung jawab. Pemberitaan harus fokus pada dampak negatif dari bunuh diri, bukan pada metodenya.

Peningkatan kesadaran masyarakat

Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran tentang bahaya copycat suicide. Masyarakat perlu memahami bahwa bunuh diri bukan solusi dari masalah yang dihadapi.

Baca Juga: Arti Mimpi Sering Dikejar-kejar dan Berlari Menurut Ahli, Sering Mengalami?

Penanganan kesehatan mental

Orang yang memiliki gangguan kesehatan mental perlu mendapatkan penanganan yang tepat. Penanganan kesehatan mental dapat membantu mengurangi risiko bunuh diri.

Copycat suicide adalah fenomena yang serius dan perlu diwaspadai. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dan memberikan pemberitaan media massa yang bertanggung jawab, kita dapat membantu mencegah copycat suicide.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI