INFOSEMARANG.COM- Kasus kerusuhan jalanan atau yang dikenal dengan klitih yang terjadi di wilayah Gerdu, Karangpandan, Kabupaten Karanganyar akhirnya menemui penyelesaiannya.
Beberapa pelaku dari kerusuhan tersebut berhasil ditangkap oleh Polres Karanganyar, meskipun pihak berwajib masih terus memburu pelaku utama yang menjadi otak di balik aksi "klitih" yang telah meresahkan masyarakat Karanganyar.
Kapolres Karanganyar, AKBP Jerrold Hendra Yosef Kumontoy, mengungkapkan bahwa sejumlah pelaku "klitih" saat ini berada dalam tahanan Mapolres Karanganyar.
Baca Juga: Stop Lakukan! 5 Hal Ini Ternyata Bisa Menghambat Diri Untuk Berkembang
Terdapat pelaku yang masih di bawah umur dan beberapa lainnya sudah dewasa.
Penangkapan pelaku ini merupakan hasil dari penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi yang dilakukan di lokasi kejadian.
"Konstruksi kasus "klitih" ini melibatkan satu tokoh utama yang saat ini masih kami buru. Kami memohon doa agar pelaku utama dapat segera ditangkap sehingga kita dapat memberikan informasi lebih lanjut," ujar Kapolres setelah memimpin apel dan menyerahkan penghargaan serta helm kepada anggota Babhinkamtibmas di Mapolres Karanganyar pada Senin (30/10/2023).
Baca Juga: Ekspresi Diroasting Kiky Saputri Jadi Masalah, Ganjar: Kan Ekspresi Diperiksa Polisi, Enggak Baper
Kapolres menjelaskan bahwa hasil penyelidikan sementara mengungkap bahwa para pelaku "klitih" melakukan aksi mereka karena keisengan semata.
Tindakan ini merupakan bentuk dari kenakalan remaja yang sedang mencari jati diri mereka.
Sayangnya, pencarian jati diri itu terwujud dalam tindakan berbahaya yang membahayakan orang lain.
Modus operandi para pelaku adalah dengan mengatur pertemuan untuk berkelahi dengan kelompok lain.
Namun, ketika mereka tidak menemukan kelompok sasaran, mereka melampiaskan tindakan mereka kepada orang lain.
"Jadi, pada dasarnya ini adalah kenakalan remaja murni. Tidak ada motif lain, terutama tidak ada kaitan dengan isu-isu politik atau lainnya. Kenakalan remaja ini tampak semakin meningkat setelah pandemi Covid-19," tambah Kapolres.
Baca Juga: Semringah, Intip Potret Jokowi Makan Siang Bareng Anies, Ganjar dan Prabowo di Istana
Kapolres meminta agar masyarakat tidak perlu khawatir akan meningkatnya kabar mengenai "klitih" dalam beberapa waktu terakhir.
Ia telah memerintahkan kepada seluruh jajaran, termasuk Polsek, untuk meningkatkan patroli mobilitas, terutama pada jam-jam rawan dan di lokasi-lokasi rawan terjadinya tindak kejahatan.
Baca Juga: Cara Hadapi Godaan Pria yang Punya Pasangan, Biar Gak Di-Cap Pelakor!
Selain itu, Kapolres juga meminta kepada anggota polisi untuk bertindak tegas jika menemukan kelompok masyarakat yang berkumpul secara tidak wajar.
"Jika ada masyarakat yang tengah berkumpul, duduk-duduk, atau minum-minuman, kami akan mengambil tindakan tertentu untuk meminta mereka pulang ke rumah masing-masing," ujar Kapolres.
Kapolres juga menekankan pentingnya untuk tidak menyebarkan berita palsu yang dapat membuat masyarakat gelisah.
Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan tindakan keadilan sendiri jika menemukan seseorang yang diduga melakukan tindak kejahatan.
Ia mengumumkan bahwa pihak berwajib akan menggandeng sekolah, tokoh masyarakat, dan pihak lainnya untuk menangani masalah kenakalan remaja ini.
Sebelumnya, pada Sabtu (21/10/2023) dini hari, empat pemuda menjadi korban kerusuhan "klitih" ketika sedang dalam perjalanan ke Tawangmangu. Mereka diserang saat melewati Simpang Empat Gerdu, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar.
Kasatreskrim Polres Karanganyar, AKP Setiyanto, yang mewakili Kapolres, AKBP Jerrold Hendra Yosef Kumontoy, mengungkapkan bahwa peristiwa itu terjadi sekitar pukul 02.30 WIB.
Empat pemuda yang berada di atas sepeda motor hendak menuju wilayah Tawangmangu.
Namun, di Simpang Empat Gerdu, mereka berpapasan dengan kelompok yang diduga sebagai pelaku "klitih."
"Tiga orang mengalami luka bacok di punggung dan tangan. Satu korban tidak mengalami luka," kata Kasatreskrim.
Para korban yang terluka langsung dilarikan ke RSUD Karanganyar untuk mendapatkan perawatan medis.
Menurut keterangan para korban, kelompok pelaku ini datang dengan sepeda motor dari arah Terminal Karangpandan menuju Solo dan terdiri dari lebih dari sepuluh orang.
"Para pelaku dan korban berpapasan dan segera menyerang," tambahnya.
Beruntungnya, para korban berhasil melarikan diri, dan mereka dievakuasi oleh relawan setempat setelah diserang.
Saat ini, kondisi para korban telah membaik.
"Kami masih mengejar para pelaku. Para pelaku dan korban tidak saling mengenal," tambah Kasatreskrim, yang juga membantah bahwa para pelaku telah diamankan, sebagaimana yang beredar di media sosial.
Sebuah video yang beredar di media sosial dan diunggah oleh akun Adhi Santoso, menunjukkan sekelompok remaja yang tengah diamankan oleh warga.
Video tersebut diduga sebagai proses penangkapan pelaku pembacokan.
Video tersebut juga menampilkan gambar para korban pembacokan dan beberapa orang yang diduga sebagai pelaku.
Baca Juga: Hasil Drawing Hylo Open 2023: Indonesia Kirim 5 Wakil, Tunggal Putra-putri dan Ganda Putra Absen
Namun, Kasatreskrim menjelaskan bahwa video ini bukan terkait dengan penangkapan pelaku pembacokan di Karangpandan.
Video tersebut sebenarnya berhubungan dengan kejadian yang terjadi pada 15 Oktober 2023 di Tegalgede, Karanganyar, beberapa hari sebelum insiden pembacokan di Karangpandan.
"Pihak berwajib telah mendapatkan keterangan dari para korban. Kami juga telah mengumpulkan informasi dari saksi di lapangan untuk mengembangkan kasus ini," tambahnya.
Baca Juga: Semringah, Intip Potret Jokowi Makan Siang Bareng Anies, Ganjar dan Prabowo di Istana
Sejak insiden pembacokan tersebut, informasi tentang "klitih" telah semakin marak di grup-grup WhatsApp. Oleh karena itu, Kapolres Karang Karanganyar meminta masyarakat untuk tidak khawatir dan resah akan perkembangan informasi mengenai "klitih" yang beredar. ***