Wisata Hutan Pinus di Limpakuwus Tempat Insiden Jembatan Kaca Pecah akan Dibuka Kembali

Jembatan kaca The Geong di Hutan Pinus Limpakuwus, Banyumas, memakan korban, 1 orang tewas dan 1 lainnya luka, Rabu 25 Oktober 2023. (Sumber : Instagram @smg_repostt)

INFOSEMARANG.COM- Perkembangan terbaru kasus jembatan kaca yang pecah tewaskan 1 korban di Banyumas rencananya akan segera dibuka kembali.

PT Palawi Risorsis, anak perusahaan Perum Perhutani, berencana untuk membuka kembali Kawasan Wisata Hutan Pinus di Limpakuwus, Banyumas, Jawa Tengah.

Sebelumnya, kawasan wisata hutan ini ditutup setelah terjadi insiden runtuhnya jembatan kaca yang mengakibatkan kematian seorang wisatawan pada tanggal 25 Oktober 2023.

Baca Juga: Mau Tidur Tapi Lapar? Ini 4 Makanan yang Boleh Dikonsumsi Menjelang Tidur

"Kami berencana untuk membukanya kembali pada Jumat, 3 November 2023," kata Komarudin, Manajer Umum Area Bisnis Wilayah Barat PT Palawi Risorsis, saat berbicara di Hutan Pinus Limpakuwus seperti dikutip Infosemarang.com pada 3 November 2023.

Dia menjelaskan bahwa penutupan Kawasan Wisata Hutan Pinus Limpakuwus adalah untuk memfasilitasi penyelidikan dilakukan oleh Polresta Banyumas terkait insiden jembatan kaca.

Namun, dia menjelaskan bahwa jembatan kaca tersebut bukan bagian dari pengelolaan Hutan Pinus Limpakuwus.

Baca Juga: Cara Menghadapi Pasangan Keras Kepala dengan Bijak, Jangan Ikutan Emosi

Komarudin juga menyebutkan bahwa keputusan untuk membuka kembali Kawasan Wisata Hutan Pinus Limpakuwus sesuai dengan petunjuk Penjabat (Pj) Bupati Banyumas, Hanung Cahyo Saputro.

Pj Bupati mengizinkan pembukaan kembali Kawasan Wisata Hutan Pinus Limpakuwus dengan syarat telah dilakukan penilaian komprehensif terkait kesehatan dan keselamatan kerja (K3) untuk semua wahana.

"Kami selalu melakukan penilaian bersama tim dan melaporkan kepada departemen/lembaga terkait, termasuk kepada kepolisian, terkait izin pembukaan ini," katanya.

Baca Juga: Cara Menghadapi Pasangan Keras Kepala dengan Bijak, Jangan Ikutan Emosi

Terkait dengan tindakan pencegahan agar insiden serupa dengan jembatan kaca tidak terulang.

Komarudin menjelaskan bahwa untuk wahana yang berada di dalam area Palawi, baik yang dibangun oleh Palawi maupun mitra, mereka harus menyediakan rencana, spesifikasi wahana atau struktur, desain teknik rinci (DED), referensi kerja, dan lainnya.

Dia menekankan bahwa aspek-aspek ini akan ditinjau oleh Palawi untuk memastikan apakah wahana atau struktur tersebut sesuai atau tidak, dan proses pemasangan akan dimonitor.

Baca Juga: Motif Mertua Bunuh Manantu Hamil 7 Bulan di Pasuruan, Lantaran Korban Berteriak Ketika Dicumb

Setelah terpasang, dia mengatakan bahwa akan dilakukan uji kelayakan, diikuti dengan proses sertifikasi, terutama untuk wahana dengan faktor risiko tinggi.

"Namun, untuk area di luar Palawi, itu bukan kewenangan kami, dan kami tidak dapat memberikan panduan," sambungnya.

"Kami dapat memberikan rekomendasi, tetapi kewajiban untuk mengingatkan berada di luar lingkup kami karena kerja sama sebelumnya dengan The Geong [operator jembatan kaca] hanya sebatas tempat parkir," ungkap Komarudin.

Baca Juga: Ditaksir Pria Berpacar? Ini Langkah Bijak yang Harus Kamu Lakukan

Selain melakukan penilaian terhadap semua wahana, dia menyebut bahwa mereka secara rutin melakukan mitigasi bencana selama musim hujan untuk mencegah kecelakaan atau risiko lainnya seperti patahnya cabang dan pohon di destinasi pariwisata alam tersebut.***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI