INFOSEMARANG.COM -- Israel mengklaim pasukannya telah memasuki Kota Gaza, dengan tank-tank Israel ditempatkan di pinggiran kota, siap untuk kemungkinan serangan terhadap pusat Kota Gaza.
"IDF (Angkatan Pertahanan Israel) pertama kalinya dalam puluhan tahun terakhir berperang di pusat Kota Gaza, di pusat terorisme," kata Mayor Jenderal Yaron Finkelman, komandan Komando Selatan Pasukan Pertahanan Israel dikutip dari Antara.
Israel sebelumnya telah mengklaim telah mengepung Kota Gaza, yang dihuni oleh sepertiga dari total 2,3 juta penduduk di Jalur Gaza.
Baca Juga: Tak Beradab! Pasien Koma Ini Malah Dijadikan Konten Bercandaan oleh Perawat Puskesmas
Mereka berencana untuk segera menyerang Gaza dengan tujuan menghancurkan pejuang Hamas yang telah menyerang kota-kota Israel di seberang perbatasan sebulan yang lalu.
Tidak ada petunjuk langsung bahwa pasukan Israel telah menyerbu Kota Gaza dalam jumlah besar, tetapi juru bicara militer Israel, Richard Hecht, mengindikasikan bahwa pasukan yang mengepung mungkin sedang melakukan serangan di dalam kota.
Ketika ditanya apakah penyerbuan semacam itu telah terjadi, Hecht menjawab, "Saya tidak akan membahas bagaimana kami bertindak secara operasional dari dalam kepungan kami di sekitar Kota Gaza. Anda berada di jalur yang benar, itulah yang dapat saya katakan."
Sayap militer Hamas mengklaim bahwa para pejuang mereka telah berhasil menyebabkan kerugian besar pada pasukan Israel yang sedang maju.
Kantor berita Reuters menyatakan bahwa tidak memungkinkan untuk memverifikasi klaim medan perang dari kedua belah pihak.
Baca Juga: Profil Bella Hadid, Supermodel yang Didepak DIOR Diduga Gegara Pro Palestina
Perang dimulai pada 7 Oktober ketika pejuang Hamas menyerang pagar yang mengelilingi Gaza, yang menurut Israel telah membunuh 1.400 warga Israel, sebagian besar warga sipil, dan menculik lebih dari 200 orang.
Sejak itu, Israel terus-menerus melakukan serangan udara terhadap Gaza yang dikuasai oleh Hamas, yang menurut pemerintah Gaza telah menewaskan lebih dari 10.000 orang, di mana 40 persen di antaranya adalah anak-anak.
"Ini sudah menjadi satu bulan yang penuh dengan pembantaian, penderitaan yang tak berkesudahan, pertumpahan darah, kehancuran, kemarahan, dan keputusasaan," kata Komisioner Hak Asasi Manusia PBB, Volcker Turk, pada awal kunjungannya ke wilayah tersebut. Turk akan mengunjungi Rafah dengan menyeberang dari Mesir, yang merupakan satu-satunya jalur bantuan.
Israel memberi waktu dari jam 10 pagi hingga jam 2 siang waktu setempat kepada warga Gaza agar mereka meninggalkan Kota Gaza.
Warga melaporkan bahwa tank-tank Israel sebagian besar bergerak pada malam hari, dan pasukan Israel mengandalkan serangan udara dan artileri untuk membuka jalan bagi serangan darat mereka.
Baca Juga: Rekrutmen PT KAI di Job Fair UGM Jogja: 6 Formasi untuk Lulusan D3, D4, S1 dan S2
Kementerian Dalam Negeri Gaza mengungkapkan bahwa 900.000 warga Palestina masih berada di Gaza utara, termasuk Kota Gaza.
"Ini adalah perjalanan yang paling berbahaya dalam hidup saya. Kami melihat tank-tank itu dari dekat. Kami melihat potongan tubuh yang membusuk. Kami melihat kematian," kata warga Adam Fayez Zeyara yang membagikan foto dirinya di jalan keluar Kota Gaza.
Meskipun operasi militer Israel fokus pada bagian utara Gaza, bagian selatan juga tetap menjadi sasaran serangan. Pejabat kesehatan Palestina melaporkan bahwa setidaknya 23 orang tewas dalam dua serangan udara terpisah yang dilakukan oleh Israel pada Selasa pagi di Gaza selatan.
"Kami adalah warga sipil. Ini adalah keberanian versi Israel, mereka menunjukkan kekuatan dan kekuasaannya kepada warga sipil, termasuk bayi, anak-anak, dan orang tua," kata Ahmed Ayesh, yang diselamatkan dari reruntuhan sebuah rumah di Khan Younis di mana 11 orang tewas.
Saat dia berbicara, tim penyelamat di rumah itu menggunakan tangan mereka untuk berusaha membebaskan seorang gadis yang terkubur dalam puing-puing sampai pinggang.***