UPDATE! Perlawanan Sengit di Jantung Kota Gaza, 50.000 Warga Sipil Palestina Mengungsi

Ilustrasi | Kondisi Gaza semakin kritis, militer Israel memasuki pusat kota Gaza, 50 ribu warga sipil mengungsi. (Sumber : Instagram/eye.on.palestine)

INFOSEMARANG.COM -- Pertempuran hebat tengah melanda Kota Gaza. Pejuang Hamas menggunakan terowongan untuk melancarkan serangan mendadak terhadap pasukan Israel.

Dilansir dari Reuters, Militer Israel telah maju hingga ke pusat Kota Gaza, yang merupakan benteng utama Hamas dan kota terbesar di enklave pesisir tersebut. Namun, Hamas melaporkan telah mengakibatkan kerugian besar bagi pasukan Israel.

Israel memulai serangan ke Gaza sebagai respons terhadap serangan Hamas yang menyeberangi perbatasan ke selatan Israel pada tanggal 7 Oktober, menyebabkan kematian 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dan penyanderaan sekitar 240 orang, menurut perhitungan Israel.

Pejabat Palestina melaporkan bahwa hingga hari Rabu, 10.569 orang telah tewas, dengan 40% di antaranya adalah anak-anak. Sementara itu, Israel melaporkan bahwa 33 tentaranya telah tewas.

Baca Juga: Felicya Angelista Blunder soal Gaza, Toko Skincare-nya 'Dibom' Rating Bintang 1, Begini Responsnya

Pemerintahan Palestina

Dalam rangka penyelesaian konflik antara Israel dan Hamas yang memasuki bulan keduanya, Amerika Serikat telah memulai diskusi dengan pemimpin Israel dan negara-negara Arab mengenai masa depan Jalur Gaza setelah pemerintahan Hamas.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyampaikan harapan Washington untuk wilayah pesisir yang terkepung tersebut.

Ia menegaskan bahwa tidak akan ada penjajahan kembali di Gaza setelah konflik berakhir, dan tidak akan ada upaya untuk memblokir atau mengepung Gaza.

Meskipun mungkin diperlukan beberapa periode transisi setelah konflik berakhir, pemerintahan pasca-krisis harus melibatkan kepemimpinan Palestina dan Gaza bersatu dengan Tepi Barat di bawah Kekuasaan Palestina.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa Israel akan bertanggung jawab atas keamanan wilayah tersebut "untuk jangka waktu yang tidak ditentukan" setelah perang.

Meskipun Israel telah menjelaskan bahwa mereka tidak bermaksud menduduki Gaza setelah perang, mereka belum merinci bagaimana mereka akan memastikan keamanan tanpa mempertahankan kehadiran militer, mengingat Israel telah menarik pasukannya dari Gaza pada tahun 2005.

Otoritas Palestina, yang melakukan pemerintahan mandiri terbatas di sebagian wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel, menganggap Gaza, yang dikuasai oleh Hamas sejak tahun 2007, sebagai bagian integral dari negara Palestina di masa depan.

Baca Juga: Murah Banget! Shuttle Bus Siap Layani Penonton Piala Dunia U-17 di Solo Tarif Hanya Rp6 Ribu

Israel Hancurkan Terowongan

Juru bicara militer Israel, Rear Admiral Daniel Hagari, mengumumkan bahwa "Hamas telah kehilangan kendali di bagian utara" Gaza.

Insinyur tempur Israel menggunakan alat peledak untuk menghancurkan jaringan terowongan Hamas yang membentang ratusan kilometer di bawah Gaza.

Hingga saat ini, militer mengklaim telah menghancurkan 130 sumur terowongan.

Israel menyalahkan Hamas atas kematian warga sipil di Gaza, dengan klaim bahwa Hamas menggunakan penduduk Gaza sebagai perisai manusia dan menyembunyikan senjata serta pusat-pusat operasi di area perumahan.

Tentara Israel membawa wartawan asing ke pinggiran Kota Gaza pada Rabu.

Para jurnalis melihat pemandangan yang hancur, dengan dinding-dinding yang roboh, lubang peluru, dan pecahan bom berserakan di fasad serta pohon kurma yang terkoyak dan patah.

Letnan Kolonel Ido, wakil komandan Brigade 401, mengungkapkan bahwa pada saat tentara mencapai bangunan-bangunan tersebut, semua keluarga sudah pergi, sehingga mereka menganggap semua orang di sana sebagai musuh. Mereka tidak menemukan warga sipil di sana, hanya anggota Hamas.

Para tentara juga menyatakan bahwa di bawah apartemen keluarga tersebut, terdapat dua lantai bengkel yang digunakan untuk membuat senjata, termasuk drone yang ditemukan dalam lima kotak kayu. Namun, klaim ini belum dapat diverifikasi.

Baca Juga: Pondok Pesantren Darussalam di Semarang Terbakar Akibat Santriwati Bakar Sampah

50.000 Warga Sipil Palestina Mengungsi ke Selatan

Sebanyak 50.000 warga sipil Palestina meninggalkan bagian utara pada hari Rabu selama jeda waktu empat jam yang diumumkan oleh Israel.

Militer Israel telah mengingatkan penduduk untuk mengungsi dari bagian utara demi keselamatan mereka, mengingat risiko terjebak dalam kekerasan.

Setidaknya 19 orang tewas dalam serangan udara Israel di sebuah rumah dekat rumah sakit di kamp pengungsi Jabalia Gaza Utara pada Rabu, menurut kementerian dalam negeri Gaza.

Belum ada komentar atau rincian resmi dari Israel mengenai serangan yang dilaporkan ini, yang jika dikonfirmasi akan menjadi yang ketiga di kamp pengungsi terbesar di Gaza dalam satu minggu.

Pejabat PBB dan negara-negara G7 meningkatkan seruan untuk jeda kemanusiaan dalam perang ini untuk membantu warga sipil di Gaza, di mana barang-barang kebutuhan seperti makanan, obat-obatan, dan bahan bakar semakin habis.

Sementara itu, negosiasi yang dimediasi oleh Qatar sedang berlangsung untuk mencapai pembebasan 10 hingga 15 sandera sebagai imbalan untuk jeda kemanusiaan selama satu hingga dua hari di Gaza.***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI