INFOSEMARANG.COM -- Serangan Israel terhadap tiga rumah sakit di Gaza, termasuk kompleks medis terbesar telah menimbulkan sejumlah korban, menurut Kementerian Kesehatan yang berada di bawah pemerintahan Hamas.
Militer Israel menghantam Rumah Sakit al-Shifa, tempat ribuan warga Palestina yang mengungsi berlindung.
Pernyataan oleh juru bicara Kementerian Kesehatan, Ashraf al-Qudra, pada hari Jumat, menyebutkan bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk "menonaktifkan" rumah sakit dan menggusur orang-orang di dalamnya.
Baca Juga: Perjalanan Karier Wika Salim, dari Stardut Hingga Panggung Piala Dunia U-17 2023
"Israel saat ini melakukan langkah-langkah berbahaya ini terhadap rumah sakit untuk benar-benar menonaktifkannya dan selanjutnya menggusur orang-orang yang berlindung di dalamnya, serta pasien dan tenaga medis," ujar al-Qudra dikutip dari Al Jazeera, Jumat, 10 November 2023.
Meski militer Israel mengklaim adanya pusat komando Hamas di lokasi tersebut, termasuk pintu masuk ke jaringan terowongan, klaim ini dibantah oleh Hamas dan pejabat rumah sakit.
Mohammad Abu Salmiya, direktur utama Rumah Sakit al-Shifa, menyatakan bahwa serangan melukai warga sipil dan jurnalis di halaman, termasuk empat orang dalam kondisi kritis.
Serangan ini meninggalkan banyak korban, termasuk luka kritis, dan atmosfer ketakutan di antara tenaga medis, pasien, dan warga yang mengungsi.
"Tidak ada detik pun tanpa bom di dekat rumah sakit. Banyak jendela rumah sakit yang pecah, dan ada ketakutan dan kegelisahan di antara para tenaga medis, pasien, dan warga yang mengungsi," katanya.
Video dari dampak serangan menunjukkan beberapa orang berteriak dan berusaha mencari perlindungan, serta seorang pria terluka tergeletak di trotoar dalam genangan darah.
Al-Qudra mengatakan bahwa dua rumah sakit anak-anak, Al-Rantisi dan Al-Nasr, juga telah dihantam oleh "serangan langsung dan pengeboman" pada hari Jumat.
Human Rights Watch menegaskan perlunya perlindungan terhadap fasilitas medis, dan mengingatkan bahwa tidak ada zona tembak bebas.
Serangan terhadap Al-Shifa adalah bagian dari serangkaian serangan terhadap rumah sakit di Gaza. Sebelumnya, ambulans di luar rumah sakit juga menjadi target, menewaskan 15 orang.
Meski Israel mengklaim Hamas menggunakan fasilitas medis untuk operasi, pihak Hamas membantah klaim ini.
Pada hari Senin, Al Jazeera dan media Palestina melaporkan bahwa pasukan Israel telah menyerang panel surya yang menyediakan listrik untuk kompleks medis tersebut, yang dibantah oleh pejabat Israel.
Pejabat militer Israel telah merilis gambar, peta ilustrasi, dan rekaman audio yang mereka katakan menunjukkan bahwa Hamas menggunakan fasilitas tersebut untuk merencanakan operasi dan menyembunyikan pejuangnya.
"Terdapat operasi teroris Hamas di dalam dan di bawah [al-Shifa] Hospital dan rumah sakit lain di Gaza," ujar juru bicara Laksamana Muda Daniel Hagari bulan lalu.
Hamas, otoritas kesehatan, dan pejabat Rumah Sakit al-Shifa telah membantah bahwa kelompok bersenjata itu bersembunyi di dalam atau di bawah kompleks tersebut.
Militer Israel telah berkali-kali memerintahkan rumah sakit untuk dievakuasi dalam beberapa minggu terakhir.
Serangan terhadap rumah sakit dan fasilitas medis telah menciptakan kecaman dari kelompok kemanusiaan, yang menegaskan evakuasi rumah sakit seharusnya dihindari agar fasilitas medis tetap terjaga dalam konflik ini.***