Hamas Bantah Tuduhan Gunakan 'Perisai Manusia', PM Palestina Tolak Seruan Israel Bangun Kamp Pengungsi di Gaza Selatan

Hamas membantah tuduhan 'perisai manusia' oleh Uni Eropa, mengecam upaya pemutarbalikan fakta. (Sumber : instagram/eye.on.palestine)

INFOSEMARANG.COM -- Hamas menegaskan bahwa tuduhan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, terkait penggunaan "perisai manusia" oleh kelompok pejuang Palestina tersebut adalah pemutarbalikan fakta.

Dalam pernyataan pada Senin, 13 November 2023 Hamas menyatakan bahwa tuduhan tersebut hanya merupakan upaya Eropa untuk membenarkan tindakan penjajahan Israel.

“Tuduhan Borrell adalah pemutarbalikan fakta dan kedok Eropa agar penjajah (Israel) melakukan lebih banyak kejahatan terhadap anak-anak dan warga sipil yang tidak berdaya,” kata Hamas sebagaimana dikutip dari Antara.

Baca Juga: Drawing 18 Wakil Indonesia di Japan Masters 2023, Apri/Fadia Absen

Hamas menilai pernyataan Borrell sebagai memalukan dan tidak manusiawi.

Mereka menekankan bahwa tuduhan tersebut mengabaikan berbagai bukti, termasuk foto, kesaksian, fakta, dan laporan internasional yang menunjukkan tindakan brutal tentara pendudukan Israel.

Hamas menyebut Militer Israel telah membunuh lebih dari 11.000 korban, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

Sebelumnya, Borrell mengutuk penggunaan rumah sakit dan warga sipil sebagai "perisai manusia" oleh Hamas pada 12 November 2023.

“Warga sipil harus diizinkan meninggalkan zona pertempuran. Permusuhan sangat berdampak pada rumah sakit dan menimbulkan korban jiwa yang sangat besar terhadap warga sipil,” tulis Borrell di akun media sosial X.

Baca Juga: Bima Sakti Yakin Lolos 16 Besar! Dua Skema Timnas Indonesia U-17 Melanggeng Babak Berikutnya di Piala Dunia 2023

Meskipun mengkritik tindakan tersebut, Borrell juga menyatakan keprihatinan atas situasi mengerikan di rumah-rumah sakit yang terdampak pengeboman Israel.

Uni Eropa menyerukan beberapa kali jeda kemanusiaan sebagai respons terhadap memburuknya situasi di Gaza.

Dalam upayanya untuk merespons konflik di Gaza, Borrell berencana untuk berkunjung ke Israel dan negara-negara Arab, termasuk Palestina, Bahrain, Arab Saudi, Qatar, dan Yordania.

Tujuannya adalah membahas akses dan bantuan kemanusiaan, serta isu politik. Borrell menekankan perlunya cakrawala politik yang mengarah pada solusi dua negara melalui dialog.

Sementara Israel menuduh Hamas mendirikan pusat komando militer di bawah Rumah Sakit Al-Shifa di Jalur Gaza, Hamas membantah tuduhan tersebut.

Baca Juga: Gol Arkhan Kaka Selamatkan Indonesia dari Kekalahan Lawan Panama di Piala Dunia U17 2023, Mental Down saat Turun Minum

Di tempat lain, Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, menolak seruan Israel untuk membangun kamp pengungsi sementara di Gaza selatan.

"Kami ingin rakyat kami kembali ke rumah mereka, tempat yang mereka tinggalkan untuk terpaksa mengungsi," kata Shtayyeh

Ia berupaya memastikan pengiriman makanan dan obat-obatan ke Jalur Gaza yang diblokade oleh Israel.

Dia juga mendesak PBB dan EU mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui udara ke kamp pengungsi di Gaza bagian utara.

“Kami meminta PBB dan EU membuka koridor lain untuk pengiriman bantuan ke Gaza dan tidak hanya melalui pintu Rafah yang berbatasan dengan Mesir," katanya.

Baca Juga: Selasa Malam Ini, Ada Pengajian Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf di Lapangan Simpang Lima

Serangan Israel di Jalur Gaza telah memasuki hari ke-38, otoritas Palestina melaporkan lebih dari 11.180 warga Palestina tewas, dengan sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan.

Lebih dari 28.200 orang lainnya terluka, sementara ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid, dan gereja, mengalami kerusakan akibat serangan udara dan darat Israel.

Sementara itu, jumlah korban jiwa di Israel mencapai hampir 1.200 orang, menurut data resmi.***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI