Mengenal Teknik Cognitive Reframing, Ubah Cara Pandang Saat Pikiran Negatif Mengganggumu

Ilustrasi | Mengenal Teknik Cognitive Reframing untuk mengatasi pola pikir negatif. (Sumber : Pexels/Marcelo Chagas)

INFOSEMARANG.COM -- Sudah tahukah kamu tentang teknik cognitive reframing? Ini adalah cara untuk mengubah cara pandangmu sehingga kamu bisa melihat situasi, orang, atau hubungan dari sudut pandang yang berbeda.

Teknik ini bisa kamu terapkan kapan saja saat pola pikirmu terasa tidak sehat.

Terkadang, ketika pola pikir negatif terus mengganggu, bantuan dari seorang terapis bisa sangat membantu.

Dilansir dari verywellmind pada Kamis, 20 Juli 2023, jika kamu melakukan teknik ini dengan bantuan seorang terapis, maka disebut cognitive restructuring.

Ide utama di balik cognitive reframing adalah bahwa cara seseorang melihat suatu situasi menentukan sudut pandang mereka.

Ketika sudut pandang berubah, arti dari situasi tersebut juga berubah, dan pola pikir serta perilaku cenderung ikut berubah.

Pahami konsep reframing seperti melihat melalui lensa kamera. Gambar yang terlihat melalui lensa dapat diubah menjadi pandangan yang lebih dekat atau lebih jauh.

Dengan sedikit mengubah apa yang terlihat dalam kamera, gambar tersebut dilihat dan dirasakan dengan berbeda.

Baca Juga: Hasil Korea Open 2023: Fajar/Rian Satu-satunya dari 6 Wakil yang Lolos ke Perempat Final

Teknik-teknik Cognitive Reframing yang Bermanfaat

Reframing dapat membantu mengubah cara kita berpikir, merasa, dan berperilaku. Berikut adalah beberapa contoh bagaimana kamu bisa mengaplikasikan reframing dalam terapi:

1. Terapi Keluarga

Carla sering merasa ibunya terlalu mengatur hidupnya dan selalu mengomel tentang apa yang seharusnya dilakukannya.

Terapisnya menawarkan alternatif berpikir: "Bukankah itu menandakan kasih sayang ibumu? Dia ingin mengajarkan cara merawat diri agar kamu bisa mandiri nantinya."

2. Terapi Perorangan

Seseorang yang mengalami penyakit kronis berjuang untuk menerima keterbatasan tersebut.

Terapisnya mencoba mengubah cara pandangnya dengan berkata, "Bisakah kamu memandang penyakitmu sebagai pengingat untuk selalu menjaga kesehatan sepanjang hidup?"

Selain itu, jika seseorang merasa kecewa karena tidak dipromosikan, terapisnya akan bertanya mengenai hal-hal positif apa yang bisa terjadi jika tidak dipromosikan.

Mungkin dengan demikian, mereka akan menyadari peluang baru yang dapat sesuai dengan tujuan karier jangka panjang mereka.

Baca Juga: Yel Yel Lomba Masak Nasi Goreng khas Mbak Ita, Biar Makin Kompak dan Jadi Juara Tingkat Kota Semarang

Manfaat Cognitive Reframing yang Luar Biasa

Cognitive reframing, baik dipraktikkan secara mandiri atau dengan bantuan terapis, dapat menjadi alat yang bermanfaat untuk mengubah masalah atau pikiran negatif menjadi peluang untuk perubahan dan pertumbuhan.

Ingatlah untuk selalu mengubah sudut pandangmu. Jangan terjebak dalam pikiran bahwa pandanganmu adalah satu-satunya cara untuk melihat masalah.

Bertanya pada diri sendiri, "Apakah ada cara lain untuk melihat situasi ini?" atau "Apa alasan lain yang mungkin menyebabkan hal ini terjadi?"

Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membantumu melihat hal-hal dari sudut pandang yang berbeda.

Validasi emosi juga penting. Jangan mencoba menyangkal atau tidak mengakui apa yang kamu rasakan.

Ketika membantu seseorang yang sedang menghadapi situasi sulit, akui perasaannya dan tunjukkan kasih sayang, seperti yang kamu lakukan pada temanmu.

Tujuan utamanya adalah membantu mengembangkan dialog internal yang sehat. Akhirnya, kamu akan belajar untuk menyadari bahwa ada banyak cara untuk melihat situasi yang sama.

Baca Juga: Gibran Rakabuming Tegur Admin Pemkot Solo, Sebut Cara Layani Warga Tak Solutif

Manfaat Efektivitas Cognitive Reframing yang Didukung Penelitian

Banyak penelitian mendukung efek positif dari cognitive restructuring, baik bagi pasien maupun penyedia layanan dan para pengasuh. Beberapa contoh:

  • Cognitive reframing terbukti efektif untuk mengurangi kecemasan dan depresi serta meningkatkan kualitas hidup selama pandemi COVID-19.

  • Studi pada praktisi yang merawat individu dengan gangguan penggunaan zat menemukan bahwa cognitive reframing membantu mereka mengalami lebih sedikit kelelahan emosional dan mencapai hasil perawatan yang lebih baik.

  • Pada para penjaga orang dengan demensia, cognitive reframing ditemukan dapat mengurangi kecemasan, depresi, dan stres penjaga serta meningkatkan komunikasi dan kualitas hidup secara keseluruhan.

  • Suatu penelitian pada orang dengan gangguan mental dan PTSD menemukan bahwa cognitive restructuring mengurangi gejala dan meningkatkan fungsi.

  • Sebuah studi pada tahun 2014 menunjukkan bahwa cognitive restructuring mengurangi pemrosesan pasca-acara (PEP), yaitu pemikiran reflektif yang muncul setelah situasi sosial, pada individu dengan gangguan kecemasan sosial.

Baca Juga: Ternyata Skuter Maxi Ini yang Disebut-sebut NMax Dek Rata, Jangan Terkecoh Bakal Rilis di Indonesia

Dengan menggunakan teknik cognitive reframing ini, kamu dapat memperoleh manfaat bagi kesehatan mentalmu dan mampu menghadapi tantangan hidup dengan lebih positif dan tegar.

Dengan berlatih secara teratur, kamu bisa memperkuat cara berpikirmu dan membuka diri pada sudut pandang yang lebih luas.***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI