30 Persen Ayah Mengalami Depresi Postpartum Paska Istri Melahirkan

Ilustrasi | 30% ayah positif mengalami depresi pasca persalinan. (Sumber : Pixels/Anoop VS)

INFOSEMARANG.COM -- Ayah juga bisa mengalami depresi pasca persalinan, dan studi baru dari Universitas Illinois Chicago menyarankan pentingnya menguji mereka untuk kondisi ini.

Kesehatan fisik dan mental ibu dan ayah sangat terkait, sehingga perhatian terhadap kesehatan ayah bisa menjadi alat penting yang belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk mengatasi krisis kesehatan ibu yang terus berlanjut di negara ini.

Dalam studi pilot ini, para peneliti meminta izin dari ibu-ibu untuk mewawancarai dan menguji 24 ayah.

Baca Juga: Drama Korea "Vigilante" dengan Akting Nam Joo Hyuk yang Mencuri Perhatian di Festival Film Busan

Hasilnya, 30% dari mereka positif mengalami depresi pasca persalinan, menggunakan alat yang biasanya digunakan untuk menguji ibu-ibu.

Dr. Sam Wainwright, penulis utama studi ini, menekankan pentingnya berbicara dengan ayah-ayah baru mengenai kondisi mental mereka.

"Sebagian besar ayah merasa stres dan takut. Mereka mengalami kesulitan dalam menjaga keseimbangan antara pekerjaan, tanggung jawab sebagai orang tua, dan sebagai pasangan," ungkapnya. "Mereka seringkali tidak merasa baik-baik saja, namun jarang ada yang bertanya pada mereka tentang hal ini."

Pentingnya berbicara dengan ayah-ayah baru mengenai kesehatan mental mereka menjadi jelas, terutama karena dapat berdampak pada kesehatan pasangan mereka.

Dr. Wainwright, seorang profesor asisten kedokteran dalam dan pediatrik, mengungkapkan, "Seorang wanita yang berisiko mengalami depresi pasca persalinan lebih mungkin mengalami kondisi ini jika pasangannya juga mengalami depresi."

Baca Juga: Rahmad Darmawan Dukung Keputusan STY dalam Pemilihan Pemain Timnas Indonesia: Berdasarkan Skema Permainan, Bukan Tekanan dari Luar

Penelitian sebelumnya memperkirakan bahwa sekitar 8% hingga 13% ayah baru mengalami depresi pasca persalinan.

Dr. Wainwright menduga bahwa tingkat ini mungkin lebih tinggi karena sebagian besar peserta adalah anggota kelompok rasial atau etnis yang menghadapi masalah rasisme struktural dan faktor sosial yang dapat memperburuk kesehatan mental mereka.

Studi ini, yang dipublikasikan dalam jurnal BMC Pregnancy and Childbirth, dilakukan di Klinik Two-Generation UI Health.

Klinik ini berawal dari pemahaman bahwa ibu-ibu baru, terutama yang berasal dari kelompok berkulit berwarna, menghadapi tantangan struktural yang besar dalam peran sebagai orang tua, dan sering kali mengabaikan perawatan kesehatan mereka sendiri.

Oleh karena itu, Klinik Two-Generation mencoba memanfaatkan kunjungan anak-anak dengan menawarkan perawatan primer kepada ibu pada saat yang bersamaan.

Baca Juga: Membunuh dengan Bengis! Reza Indragiri Nilai Ronald Tannur Pantas Dijerat Pasal 338

Sayangnya, perhatian terhadap kesehatan mental ayah-ayah sering kali diabaikan dalam proses ini. Tim klinik mulai berbicara dengan para ayah untuk memahami situasi mereka lebih baik.

Dr. Wainwright menyebutkan bahwa mereka sering mendengar komentar seperti, "Saya sangat stres, tetapi saya tidak ingin pasangan saya tahu karena saya di sini untuk mendukungnya."

Studi ini lahir dari percakapan-pertanyaan yang mendalam mengenai kesejahteraan ayah-ayah ini.

Tentu saja, kesadaran akan pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental ayah-ayah baru harus ditingkatkan.

Dengan memasukkan ayah dalam perawatan kesehatan selama masa pasca persalinan, kita dapat memastikan bahwa seluruh keluarga mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk menjalani peran orang tua dengan baik.***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI