Tidur Kurang dari Enam Jam Sehari Berisiko Alami Penurunan Kognitif Lebih Cepat

Kurang tidur dari enam jam berisiko alami penurunan kognitif dengan cepat. (Sumber : Pexels/Vlada Karpovich)

INFOSEMARANG.COM -- Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet Healthy Longevity mengungkapkan bahwa tidur kurang dari enam jam setiap hari dapat mengurangi efektivitas aktivitas fisik dalam melawan penurunan kognitif.

Penurunan kognitif adalah menurunnya daya ingat, kemampuan berpikir, ketrampilan sosial, dan reaksi emosi. Hal ini merupakan bagian dari efek penuaan.

Menurut peneliti dari University College London (UCL) di Inggris, penelitian tersebut melibatkan pengamatan terhadap fungsi kognitif selama 10 tahun pada 8.958 orang berusia 50 tahun ke atas di Inggris.

Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis bagaimana kombinasi kebiasaan tidur dan aktivitas fisik dapat memengaruhi fungsi kognitif dari waktu ke waktu.

Dari hasil penelitian tersebut, tim peneliti menemukan bahwa orang-orang yang aktif secara fisik namun tidur kurang dari enam jam rata-rata mengalami penurunan kognitif yang lebih cepat secara keseluruhan.

Baca Juga: Fakta-fakta Selebgram Meylisa Zaara Diselingkuhi: Suami Gay, Selingkuhan Ternyata Pria yang Jadi Saksi Pernikahannya

Temuan ini menunjukkan bahwa setelah 10 tahun, fungsi kognitif orang-orang tersebut setara dengan mereka yang melakukan aktivitas fisik yang lebih sedikit.

"Mengingat temuan kami, tidur yang cukup menjadi penting agar kita dapat memperoleh manfaat kognitif penuh dari aktivitas fisik," ujar penulis utama studi, Mikaela Bloomberg dari UCL Institute of Epidemiology and Health Care dikutip dari The Indian Express pada Rabu, 12 Juli 2023.

Studi ini juga menunjukkan bahwa mereka yang tidur kurang dari enam jam dan berusia antara 50-an hingga 60-an tahun mengalami penurunan kognitif yang lebih cepat.

Namun, pada partisipan studi yang lebih tua (berusia 70 tahun ke atas), manfaat kognitif dari aktivitas fisik tampaknya masih tetap terjaga meskipun tidurnya singkat.

Profesor Andrew Steptoe dari UCL Institute of Epidemiology and Health Care, rekan penulis studi, mengatakan bahwa penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat melindungi fungsi kognitif pada usia paruh baya dan lanjut.

Baca Juga: Ada Festival Band Pelajar SMP dan SMA Piala Wali Kota Semarang, Hadiahnya Banyak Banget

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa aktivitas fisik dapat membantu mempertahankan fungsi kognitif.

Namun, berdasarkan temuan ini, intervensi yang berfokus pada kesehatan kognitif harus mempertimbangkan juga kebiasaan tidur untuk memaksimalkan manfaat jangka panjang.

Meskipun penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, seperti ketergantungan pada laporan sendiri dari peserta mengenai durasi tidur dan aktivitas fisik mereka (kurang dari enam jam, enam hingga delapan jam, dan lebih dari delapan jam), temuan ini memberikan wawasan penting mengenai hubungan antara tidur, aktivitas fisik, dan fungsi kognitif.***

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI